I Am Back For You
Malam ini, namja bermata bulat itu duduk termenung di kursi taman lagi. Menatap sendu langit berbintang. Selalu seperti ini, semenjak hari itu.
Puk..
Sebuah jaket mendarat mulus di bahunya.
"D.O ah. Kenapa kau disini lagi?" Seorang namja dengan angel smilenya, memeluk D.O dari belakang.
"Kau masih memikirkan Kai?" Suho mendudukkan dirinya di sebelah D.O. Sementara D.O hanya menunduk merasa bersalah pada Suho.
"Hahhh." Suho mendesah pelan. Seakan tau apa yang dipikirkan D.O "D.O-ah, bisakah kau lupakan dia? Sekarang namjachinguku itu aku. Bukan DIA." Suho tidak bisa menahan amarahnya. Sudah berkali-kali D.O melakukan ini. Termenung, menatap langit sambil memikirkan Kai yang notabennya MANTAN namjachingunya.
"Bagaimana bisa aku melupakannya? Dia segrup bahkan sekamar denganku! Aku tidak bisa melupakannya hyung. Mianhae." Suho memeluk D.O yang mulai menitikkan air mata.
"Sst uljuma. Semua sudah berlalu D.O-ah lupakan semua itu. Kisahmu dengannya sudah berakhir dan sekarang hanya ada kisahmu denganku." Suho mengusap-usap punggung D.O yang bergetar hebat. Lalu mengecup pucuk kepala D.O lembut.
Tanpa mereka ketahui seorang namja berkulit tan mengintip dari balik tembok Dorm. melihat gerak-gerik D.O dan Suho dari Suho yang D.O hingga kecupan didahi sang mantan manjachingunya itu. Saat ini tubuhnya menegang saat ia tidak sengaja mendengar perkataan Suho 'Sekarang namjachinguku itu aku. Bukan DIA.'
Sungguh hatinya begitu sakit saat tahu di hati D.O bukan dia lagi,tapi orang lain.
"Kau menyesal?" kata-kata itu cukup membuat Kai terkejut tapi ia tidak berbalik untuk melihat orang dibelakangnya.
"Sejak kapan kau disini, Sehun?" Tanya Kai dingin pada seseorang di belakangnya yang ternyata Sehun.
"Hah kau menyesal bukan. Dan oh.. iya aku lupa bilang kalau D.O hyung sudah pacaran dengan Suho hyung." Sehun tersenyum sinis dibelakang Kai.
"Jadi mereka benar-benar pacaran?" Kai berbalik untuk melihat wajah Sehun.
"Ne. Kau sudah kehilangan kesempatan terakhirmu. Nikmatilah hasilnya." Sehun beranjak pergi meninggalkan Kai yang mengenggam tangannya erat hingga memutih.
Sementara itu di balkon sepasang namja menatap kedua adegan-SuDo+KaiHun itu bergantian-
"Chanyeol bagaimana ini?" Tanya seorang namja pada namja lain yang jauh lebih tinggi darinya.
"Entahlah hyung. Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka sendiri." Ucap namja tinggi itu.
"Tapi mereka teman kita. Yeollie~"
"Lalu aku harus bagaimana? Hyung?"
Akhirnya mereka berdua hanya terdiam. Larut dalam pikiran masing-masing.
"Sudahlah hyung. Ayo masuk nanti kau masuk angin. Udara mulai dingin." Chanyeol merangkul Baekhyun masuk ke dalam kamar mereka.
.
.
"ANNYEONG!"
BRAAK...
"HYA JANGAN MENDOBRAK PINTU!." Teriak seseorang dari dapur. Siapa lagi kalau bukan D.O umma.
"Umma bogoshippo." Seseorang memeluk D.O dari belakang.
"Tao, kenapa kau disini?" D.O membelalak kaget saat tau Tao orang yang memeluknya.
"Eehmm.. Tao sebenarnya umma kamu itu aku atau D.O?" tanya seseorang yang baru saja muncul di dapur.
"Eh.. Lay umma." Tao menghapiri Lay lalu melakukan hal yang sama seperti ia memperlakukan D.O "Kalian berdua ummaku. Dan tidak akan ada yang berubah." Tao menjawab dengan memperlihatkan gigi-giginya.
"Ckckck... Lay hyung, kenapa member EXO-M pulang ke Korea?" Tanya D.O pada Lay yang telah menatap Tao heran.
"Ah.. aku juga tidak tahu. Kami hanya disuruh kembali ke Korea oleh managemen." D.O mengangguk mendengar jawaban dari Lay.
"Ya..ya kenapa kalian disini? yang lain sudah menunggu di ruang tengah." Tiba-tiba Suho datang dan mengganggu aktifitas 2 umma + 1 anak ilang itu.
"Appa." Tao memeluk Suho dengan girang. Sementara yang dipeluk hanya cengo menatap Tao.
"Appa?" D.O dan Lay berkata serempak sambil berpandangan lalu pandangan mereka kembali pada sosok Suho dan Tao yang mesih berpelukan.
"Tentu saja. kan appa Exo-K Suho hyung. Kalau bukan Suho hyung siapa lagi? tidak mungkin kan aku memanggil Kris gege appa. Secara dia kan namjachinguku. Suho hyung ayo kita ke ruang tengah." Tao menyeret Suho yang menatap Lay iba. Sementara itu Lay berusaha menahan air matanya saat ia sadar, Kris sudah milik Tao, dan sampai kapanpun akan begitu.
"Lay hyung, kau kenapa?" D.O terlihat khawatir dengan keadaan Lay. Sementara Lay hanya menggeleng pelan lalu meninggalkan D.O ke ruang tengah.
"Dia kenapa sih?" tanya D.O dalam hati.
.
.
"Baiklah karena sudah lengkap kita mulai saja." Ucap Suho saat D.O duduk bergabung bersama mereka(EXO)
"Jadi begini. Kita diberi waktu seminggu untuk liburan!." Sorak Suho.
Krik...
"Hey kalian tidak senang?" Suho mengangkat sebelah alisnya melihat wajah member EXO yang terlampau datar.
"HORE LIBURAN!" Sorak seluruh member senang. Oh tidak semua, D.O hanya tersenyum kecil melihat tingkat hyung hyung dan dongsaengnya.
"Baiklah kita akan berangkat sore ini. Jadi bersiaplah."
.
.
"Hyung kita mau kemana?" tanya sang Maknae pada Suho yang duduk di samping Sopir yang tak lain tak bukan adalah Kris (Kris alih profesi jadi supir yah?). saat ini member EXO dalam perjalanan ke tempat liburan, mereka pergi dengan sebuah van yang cukup untuk mereka ber-12(anggep aja ada) kerena mereka memang hanya ber-12 tanpa tambahan siapapun bahkan manager mereka sendiri.
"Hehe.. nanti kau juga tau." Tanpa member EXO sadari, Suho dan Kris tersenyum ah... ani menyeringai bersamaan. Entahlah apa yang sedang mereka pikirkan.
"Sudah daripada kau bertanya terus lebih baik kau tidur saja seperti yang lain!" Ucap Kris pada Sehun yang cemberut.
"Ya sudah. Hati-hati nyetirnya jangan sampe nabrak. Arraseo!?" Sehunpun menyamankan dirinya di samping Luhan.
Sementara itu D.O yang duduk paling belakang hanya menatap jalanan yang sepi. Disana sini hanya pohon cemara yang menjulang tinggi.
Pluk..
Sesuatu mendarat di bahu D.O yang agak tereksplose.
"K..Kai" D.O menggumam saat dia tahu Kai yang sedang tertidur tanpa sadar menyandarkan kepalanya di bahu D.O. Wajah damai itu, ingin sekali D.O mengusapnya. Tapi ditepisnya pikiran itu, saat ia sadar namjachingunya menatap dengan tatapan tak bisa diartikan dari kaca sepion. Dan segera saja D.O memalingkan wajahnya kembali ke jalanan.
.
.
Member EXO sampai di tempat tujuan saat matahari sudah tenggelam.
"Ya! Ayo bangun kita sampai." Kris menepuk pipi Suho pelan lalu turus dari van setelah melihat Suho yang mulai bangun.
"Tao~ ayo bangun chagy. Kita sampai." Kris membelai pipi panda kesayangannya. Tidak menyadari Lay yang duduk tepat disebelah Tao memandang terluka. Dengan segera Lay keluar van dengan sedikit mendorong bahu Kris.
"Aduh... dia kenapa sih?" gumam Kris saat Lay melewatinya.
"Eung.. gege." Tao bergerak tak nyaman dengan suara Kris. Kris yang gemas dengan kelakuan pandanya langsung menggendongnya ala bridal style.
"YA! Gege turunkan aku." Akhirnya mata panda Tao benar-benar terbuka. "HWO~" Tao memandang pemandangan didepannya.
D.O yang baru saja keluar dari van pun langsung memandang kagum. Mungkin bisa dibilang sudah sangat lama ia tak melihat pemandangan seperti ini.
"Bagaimana chagy? Kau suka tempat ini." Tanya Suho sambil memeluk pinggang D.O yang mengangguk senang.
"Permisi hyung aku mau lewat." Kai lewat diantara Suho dan D.O yang bermesraan. Sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan bahwa Suho telang menggantikan posisinya di hati D.O.
Kai pov.
Rasannya benar-benar sakit. Melihat Suho hyung dan D.O hyung bermesraan didepan mataku. Tidak pekakah mereka. aku disini dan sangat tersiksa dengan kemesraan mereka.
D.O hyung apa kau benar-benar melupakanku?
"Ayo Kai kita sudah ketinggalan yang lain." Ucap Sehun sambil merangkul pundakku. Hei bukannya dia sedang marah denganku? Kenapa jadi ramah begini?
"Sehun bukannya kau sedang marah denganku?" tanyaku yang dijawab senyuman olehnya.
"Maaf Kai, dulu aku terlalu terbawa emosi saat tahu kau dan D.O putus. Sampai sampai aku membencimu dan tanpa sadar aku malah membuatmu tambah terluka. Mianhae." Kulihat raut bersalah dari wajahnya. Ya ampun sudah berapa lama aku tidak melihat wajahnya yang seperti itu? Sungguh imu.
"YA! Jangan meninggalkanku!" kami-aku dan Sehun- menoleh ke belakang, asal suara tadi. "Kalian pergi meninggalkanku di van dan tidak membangunkanku? Jahat sekali. Hue~"
"aa... uljuma Luhan hyung. Aku lupa kalau kau masih tertinggal." Sehun salah tingkah saat melihat Luhan yang keluar dari van dengan wajah merah menahan tangis sekaligus marah.
"Jadi kau sudah lupa padaku? ok Sehun, mulai sekarang kita putus."
"Hah emang kapan kita jadian hyung?" aku dan Luhan hyung menatap Sehun sweatdrop.
"Sehun jahat sama Luahnnie. Luhannie benci Sehun!"
"Hyung~ jangan tinggalin aku! Iya iya aku minta maaf."
Huh mereka itu bikin iri saja.
.
.
Author pov.
Saat ini member EXO menuju sebuah rumah atau.. entahlah bentuknya agak aneh untuk dibilang rumah. Rumah itu berdinding kayu dengan cat kuning dan banyak kursi dan meja di teras rumah yang luas dan langsung menghadap pada pantai lengkap dengan papan kayu bertulisan 'Paradise Cafe'. Apakah author sudah bilang bahwa sekarang mereka ada di pantai?
"Gege! Lihat sini!" Tao berteriak memanggil sejak kapan dia-Tao- berpisah dari rombongan dan berlari ke bibir pantai. Disana dia memainkan air sambil berlarian.
"Tao ini sudah malam jangan main air! Nanti kau masuk angin." Tao tidak menghiraukan teriakan Kris. Dia tetap bermain air menghadap ke laut lepas, tak menyadari bahwa Kris telah berjalan kearahnya.
"Tao" Kris menepuk pundak Tao.
"HWA!" Tao yang terkejut refleks menendang air laut dan jatuh terduduk.
Byuur..
Kris memandang Tao dengan tatap malas. Tubuhnya sudah basah karena terciprat air laut dari indsiden jatuhnya Tao. Sementara Tao menatap Kris dengan tatapan gugup.
"Ge..gege. ma..maaf." Tao belum beranjak dari duduknya.
"TAO!"
Byuur..
Kris menjatuhkan dirinya dan mulai mencipratkan air ke arah Tao.
Splash.. Splash..
"Ge..gege. ah berhenti ge." Tao gelagapan menerima serangan(?) dari Kris.
"Nikmati hukumanmu Tao!" Kris terus menyerang Tao dengan mengarahkan air laut ke arah Tao. Beberapa saat kemudian terjadilah perang air diantara mereka. sementara itu member yang lain hanya menatap mereka berdua sweatdrop. Saking shoknya para member tidak menyadari bahwa Kris dan Tao sudah berada di depan mereka.
"Lay gege ayo ikut."
"Suho-ah Ayo"
Tao dan Kris menyeret Lay dan Suho masuk kedalam air.
"Xiumin hyung. Ayo kita juga." Chen menyeret Xiumin untuk bergabung dengan Kris CS. Lalu diikuti oleh member lain, meninggalkan D.O yang hanya tersenyum kecil melihat tingkah kawan-kawan seperjuangan(?)nya. Ah sepertinya author salah bukan hanya D.O yang tertinggal tapi juga...
"GYA! APA YANG KAU LAKUKAN KAI?!" D.O berteriak histeris saat Kai mengangkatnya ala bridal style.
"Kita juga ikut hyung." Kai menggendong D.O sambil bergabung dengan yang lainnya.
Malam itu semua perasaan melebur menjadi satu. Senang, sedih, kesal, gemas dan.. Cinta. Menghilangkan sejenak rasa sakit di hati masing-masing.
.
.
"HUACHING!" D.O meringkuk di dalam kamar bercat biru laut. Setelah bermain air terlalu lama tadi malam, beberapa member langsung jatuh sakit.
"Ini hyung minum dulu." Kai menyodorkan segelas coklat panas pada D.O
"Gomawo." D.O tersenyum manis pada Kai. Namun tiba-tiba D.O tersentak kaget saat Kai mengusap pucuk kepalanya lembut. "K-Kai."
Grep..
Kai memeluk D.O erat. Seakan tidak ingin namja bermata bulat itu pergi. Pergi meninggalkannya.
"Eehem... maaf apa aku mengganggu kalian?" Seseorang masuk ke dalam kamar Kaisoo. Dengan segera D.O melepaskan pelukan Kai kasar.
"Ah tidak ahjumma. Ada perlu apa?" tanya D.O sambil mencoba menyembunyikan rasa malunya. Sementara ahjumma itu hanya tersenyum manis melihat kedua sejoli yang salah tingkah kerena ulahnya.
Ahjumma itu adalah pemilik dari Paradise Cafe sekaligus bibi Suho.
"Kalau sudah selesai bernostalgia, cepatlah keluar. Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian semua." Kim Ahjumma itu pun keluar dari kamar yang di tempati oleh Kaisoo. Meninggalkan D.O dan Kai yang masih salah tingkah.
"Jangan lakukan itu lagi!"D.O bangkit dari duduknya bermaksud untuk keluar dari kamar itu. Tapi belum sempat ia melangkah sebuah tangan menahannya.
"Kenapa? kau tidak suka dengan pelukanku?" Tanya Kai dengan wajah sendu.
"Bukan begitu. Hanya saja kalau tadi yang lihat itu Suho hyung bagaimana?" Kai tertohok dengan ucapan D.O
"Memang kenapa kalau Suho hyung lihat?"
"Dia bisa salah paham. Sudahlah, yang penting jangan pernah peluk aku lagi!" D.O menghempaskan tangan Kai.
"Kenapa?"
"Karena kau bukan siapapun lagi bagiku." Kai hancur dengan ucapan D.O, ia jatuh terduduk saat D.O sudah keluar dari kamar itu. Sementara D.O berusaha mati-matian untuk menahan tangisnya, walau ia tahu hal itu sia-sia. Air matanya lolos begitu saja.
"Hiks.. maaf Kai. Aku bohong padamu. Mianhae." Pertahanannya hancur. Tubuh D.O merosot ke lantai.
"D.O! D.O-ah. Dimana kau?" Suho yang tadinya mencari D.O kaget melihat D.O yang menangis dalam duduknya.
"D.O Gwechana?" Suho mendekati D.O yang menangis semakin kencang.
"Suho Hyung!" D.O langsung memeluk erat Suho yang ada didepannya. "Hiks..hyung.. rasanya hiks..sakit hyung.. " D.O terisak dalam pelukannya.
"Stt.. uljuma ne. Aku disini." Suho mengusap punggung D.O seakan ia tahu kesakitan yang namjachingunya rasakan itu.
.
.
"Ya! Kalian ini lama sekali!" Kim ahjumma menatap kesal pada Suho dan D.O yang baru bergabung dengan yang lain di teras cafe. Kai yang sudah bergabung langsung menatap wajah D.O yang sedikit berantakan.
'hyung kau kenapa?'
"Mianhae ahjumma. Tadi ada sedikit masalah." Jawab Suho yang mendudukkan dirinya di samping Kim ahjumma. Sementara D.O duduk di samping Sehun.
"Hyung gwenchana?" pertanyaan Sehun hanya dijawab gelengan kecil oleh D.O. sesaat kemudian Sehun menatap Kai seakan meminta penjelasan. Kai yang ditatap aneh oleh Sehun menggeleng lemas lalu menunduk. 'aduh mereka itu' Sehun meanatap keduanya-Kai D.O- bergantian lalu mengela nafas berat.
"Baiklah jadi begini. Suho sudah memberi tahu kalian kan kenapa kalian dibawa kemari?" tanya Kim ahjumma pad member EXO.
"Untuk liburan." Jawab Tao singkat.
"Liburan? Suho tidak memberitahu maksud kalian disini?" Member EXO minus Suho dan Kris menatap Kim ahjumma dengan bingung. Memang apa lagi mereka disini selain liburan?
"Ya! Joon Myeon kau tidak memberi tahu mereka, kalau mereka akan bekerja paruh waktu disini?" Tanya Kim ahjumma pada Suho yang senyum-senyum.
"MWO!?" Koor Member EXO- Suo dan Kris.
"Ya! Kalian itu mau buat telingaku rusak yah?" Kris memegang telinganya yang berdengung gara-gara teriakan member EXO.
"B-bekerja paruh waktu?" tanya Xiumin tidak percaya.
"Hei kita kesini kan untuk liburan. Bukan untuk bekerja." Protes Sehun yang diamini oelh semua dan lagi-lagi minus Suho dan Kris.
"Tapi kalau liburan biasa itu tidak ada gunanya. Lebih baik sambi bekerja. Hitung-hitung juga buat mempromosi EXO tau!" –Suho
"Tolong ahjumma ne~ karyawan-karyawan ahjumma mengambil cuti untuk liburan musim panas. Tidak mungkinkan ahjumma melayani mereka satu-persatu." Kim ahjumma mengeluarkan puppy eyesnya.
"Baiklah aku mau. Lagipula sudah lama juga aku ingin jadi seorang pelayan." Seluruh member EXO dan Kim ahjumma menatap D.O yang terlihat sangat bersemangat.
"Jinjja? Gomawo Kyungsoo-ah." Kim ahjumma memeluk D.O. sementara yang lain menatap D.O dengan tatapan 'apa-kau-yakin?' yang dijawab anggukan mantap oleh D.O. Member yang lain mendesah pasrah.
.
.
"Untuk hari ini ku perkirakan tamu tidak akan terlalu banyak. Jadi pekerjaan kalian untuk hari adalah mendekor ulang cafe. Arraseo? Alat-alat ada disana. SEKARANG MULAI BEKERJA!" mamber EXO langsung kalang kabut saat Kim ahjumma berteriak keras.
"Bukannya kita kesini untuk liburan? Kenapa jadi kerja begini? Huh" Chanyeol membating kuas catnya.
"Sudahlah Yeollie. Cepat kerjakan dari pada kita kena omel." Chanyeol melanjutkan pekerjaannya setelah dibujuk oleh Baekhyun. Baekhyun, Chanyeol, Suho, Sehun dan Luhan sedang mengecat dinding cafe.
.
"Huh.. badanku remuk semua." Baekhyun merabahkan dirinya di salah satu kursi pelanggan. Diikuti oleh member lainnya.
"Tunggu dimana Kris, Tao dan Lay?" tanya D.O saat tidak mendapati ketiga mahluk itu diantara mereka.
"Owh mereka disuruh Kim ahjumma untuk belanja keperluan Cafe." Jawab Luhan sambil menyingkirkan tangan nakal Sehun yang mencoba masuk kedalam bajunya. "Ya! Bukannya kau bilang kita tidak pernah pacaran. Kenapa kau nempel terus padaku hah?" Sehun sedikit terlonjak saat mendengar teriakan Luhan dan langsung meunjukkan gigi-gigi putihnya.
"Aku kan hanya bercanda hyung." Luhan memalingkan wajahnya ke arah laut.
.
.
"Lay, apa saja yang akan kita beli?" tanya Kris pada Lay yang berjalan didepannya.
"Entahlah gege. Tergatung SIKON(situasi dan kondisi)" Jawab Lay enteng lalu berjalan cepat meninggalkan Kris dan Tao yang asik memperhatikan barang-barang pantai.
"Hei..hei aku tanya benar-benar bodoh." Kris merasa kesal pada Lay. Padahal sudah 1 jam mereka berputar-putar di pasar itu tapi mereka belum menemukan 1 pun bahan untuk cafe mereka.
"Gege.. gege tunggu a-aku." Kris menoleh ke belakang dan mendapati Tao yang sudah didesak-desak oleh pengunjung pasar lainnya. Segera saja ia mengjampiri Tao untuk menyelamatkan pandanya itu dari lautan manusia.
"Tao sudah kubilang jangan berpisah denganku!" Kris menggandeng tangan Tao dan berusaha mengejar Lay yang sudah tidak terlihat. Beberapa saat kemudian mereka menemukan Lay yang sedang memilih buah-buahan.
"Yixing, kenapa kau meinginggalkanku?" Lay tersentak saat Kris menepuk pundaknya keras.
"Meninggalkanmu? Bukannya dari tadi kau disini?" tanya Lay heran. Saking asiknya melihat-lihat, Lay sampai tidak sadar Kris sudah tidak ada disampingnya tadi.
"Gege.. lihat itu! Ayo kita kesana!" Tao menyeret Kris pergi meninggalkan Lay masuk kedalam toko pernak-pernik. Lay yang sudah selesai belanja(cepet amat?) hanya mendesah malas lalu berjalan mengikuti mereka mesuk kedalam toko itu.
"selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?" seorang yeoja tua menghampiri Kris dan Tao yang baru saja masuk kedalam tokonya.
"Ah ani. Kami mau lihat-lihat dulu." Kris membelas senyuman yeoja itu lalu berlalu pergi karena diseret oleh Tao. Yeoja itu hendak mengikuti mereka sebelum melihat Lay yang masuk dengan wajah tak bisa diartikan.
"Permisi. Ada yang bisa saya bantu?" tanya yeoja itu pada Lay. Lay menggeleng pelan.
"Tidak. Terima kasih. Aku hanya mengikuti mereka." Lay tersenyum memaksa saat melihat moment TaoRis yang sangaaattt romantis didepannya. Seakan tahu dengan apa yang dipikirkan Lay, yeoja itu menyeret Lay kedalam toko. Berlawanan arah dengan Taoris.
"Halmonie, kenapa kau membawaku kesini?" Lay menatap yeoja tua itu bingung saat mereka berada disalah satu sudut toko yang sepi. Yeoja tua itu mengambil sesuatu dibalik aksesoris aksesoris yang ia jual. Dan sebuah kotak kecil yang ia ambil. Lay menatap bingung yeoja tua yang sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam kotak usang itu.
"Ini. Berikan benda ini pada orang yang tepat. Dulu aku mendapatkannya dari ibuku. Sekarang kuberikan itu padamu." Yeoja itu memberikan sebuah tali hitam dengan bandul berbentuk bulat besar pada Lay.
"A-apa ini?" Lay menatap bingung benda di genggamannya. Yeoja tua itu tersenyum simpul.
"Kau akan menemukannya sendiri." Lay menbolak-balik bandul besar itu. Sungguh iya tidak mengerti maksud dari yeoja tua yang baru saja memberikannya benda aneh itu.
"Lay! Dimana kau?" Suara Kris membuyarkan pikiran Lay tentang bandul itu.
"Teman-temanmu sudah menunggu. Sudah sana." Lay menatap Yeoja tua itu lagi. "Benda itu untukmu saja. aku tahu kau membutuhkannya."
"Bera-"
"Sudah ku bilang aku memberikan itu padamu." Belum selesai Lay bicara yeoja itu sudah menyambar.
"Gomawo. Halmonie." Lay membungkuk lalu pergi meninggalkan yeoja itu sendirian dalam senyum.
"Lay kau dari mana saja?" Kris menatap Lay khawatir.
"Maaf membuat kalian menunggu. Kajja kita pulang, sudah semakin sore." Lay meninggalkan TaoRis yang terbengong melihanya.
.
.
D.O menutup mata menikmati angin dari teras cafe yang berhembus melewati wajahnya. Membiarkan angin itu sedikit menerbangkan rambut-rambut halusnya. Ia menghirup udara laut itu dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.
"Hyung." Suara itu tetap tak membuat D.O membuka matanya. Ia tetap serius menikmati angin laut. Sampai ia merasakan sesuatu yang hangat menjalari tubuhnya.
"Sudah kubilang. Jangan lakukan itu lagi padaku!" D.O berkata dengan nada dingin pada orang yang memeluknya dari belakang. Dan dari dulu hanya ada satu yang memiliki kehangatan tubuh seperti itu. Kai.
"Tidak ada siapapun disini." Kai mengeratkan pelukannya pada D.O. Perlahan namun pasti mata D.O terbuka memancarkan raut kesedihan.
"Tapi aku tetap tidak suka." D.O melepaskan paksa tangan Kai yang bertengger manis diperutnya. Namun itu semua sia-sia, karena tenaga Kai jauh lebih kuat dari pada D.O
"Kenapa? Karena aku bukan siapapun bagimu? Hah, omong kosong." Kai menyandarkan kepalanya di bahu D.O menyeruakkan wajahnya ke leher jenjang mantan kekasihnya itu.
"Nggh.." desahan kecil lolos dari bibir D.O yang membuat Kai sedikit menyeringai.
"Bahkan kau masih bisa mendensah hanya dengan sentuhan kecil dariku, Hyung." Kai berkata meremehkan. Dan kali ini D.O mengerahkan kekuatannya untuk menyingkirkan tangan Kai dari perutnya. Dan berhasil.
"Aku mau kembali ke cafe." D.O berjalan meninggalkan Kai dan berusaha menutupi wajah merahnya.
"Apa kau tidak mencintaiku lagi?" Perkataan lirih Kai membuat D.O mematung. "Kenapa kau memutuskanku?"
"Karena kau tidak pernah mencintaiku." D.O berkata lirih.
"Aaku selalu mencintaimu hyung." Kai membalik tubuh D.O. mengharuskan wajah itu menatap dirinya.
"Tapi semua sudah terlambat." Kai dan D.O terpaku ditempat mereka. "Karena sekarang D.O sudah jadi milikku. Mianhae, Kai." Suho menarik D.O dan meninggalkan Kai.
Tes..
Tetesan air mata itu jatuh dari pelupuk mata Kai. Jika dulu ia yang sering menyakiti D.O maka kali ini dia menyakiti dirinya sendiri, dengan perbuatan masa lalunya. Sementara disaat yang sama D.O yang berada dalam rangkulan Suho juga menitikkan air mata.
"Mianhae. Suho hyung." D.O bergumam.
"Gwencana D.O-ah." Jawab suho lirih.
'dan tak bisakah kau mencoba mencintaiku?'
.
.
Malam yang indah di musim panas. Langit berbintang, deburan ombak, dan angin laut yang menerpa. Namja berdimple itu duduk sendirian diatas pasir pantai, memperhatikan bandul dengan tali hitam yang baru saja ia dapatkan tadi sore.
"Sebenarnya ini apa sih? Kenapa halmonie itu memberikan ini padaku?" Lay bergumam sambil membolak-balik bandul itu.
"Hei!"
"HYAAA!" Lay berteriak terkejut saat seseorang menyentuh bahunya keras.
"Hahaha, kau kenapa hah?" sosok itu duduk persis di sebelah Lay. Ia menekuk lututnya sambil tersenyum manis pada Lay.
"Kau mengagetkanku, Joon Myeon hyung!" Lay mempoutkan bibirnya.
"Kau sedang apa? Memikirkannya lagi huh?" Tanya Suho dengan nada mengejek.
"Aku tidak memikirkannya! Aku hanya menikmati laut." Lay menatap lurus ke arah laut. Ia tak sadar bahwa sedari tadi, Suho memperhatikannya sambil tersenyum manis.
"Kau suka laut?" Lay mengangguk mantap dengan pertanyaan Suho. "Aku juga. Sejak kecil, aku sudah tinggal dengan Kim ahjumma karena orang tuaku yang sibuk bekerja." Suho menghela nafasnya. "Setiap malam saat aku kesepian, aku selalu berlari ke bibir pantai. Menatap deburan ombak kecil, dan bintang dilangit."
"Rupanya kita punya banyak kesamaan. Sejak kecil aku memang sudah dirancang oleh orang tuaku menjadi seorang artis. Setiap hari bolak-balik dari stasiun TV yang satu ke yang satunya lagi. Ada kalanya aku merasa lelah, semua itu merenggut masa kecilku. Dan disaat itulah, aku akan kabur dari rumah lalu pergi kesebuah padang rumput tepat dibelakang sekolah dasarku. Dan kau tahu.. aku melakukan hal yang semua anak lakukan saat bosan atau lelah. Berteriak. Aku berteriak sambil menangis, membuang semua kejengahanku. Sebelum setelahnya menjadi Lay yang ceria seperti biasa."
"kita, sama-sama menyukai tempat luas. Benar?" tebak Suho lalu berbaring diatas pasir merenggangkan kedua tangannya.
"Ne. Tapi bedanya, sekarang kau sudah bisa mendapatkan orang yang kau cintai. Sementara aku? Sepertinya hanya dalam mimpi-mimpiku saja dia jadi milikku." Lay membaringkan tubuhnya disamping Suho. Menjadikan lengan Suho sebagai bantalnya (?)
"Walaupun raganya sudah kudapatkan, tapi bukan berarti mendapatkan hatinya. Aku lelah terus dipermainkan." Ucap Suho lirih yang membuat Lay menoleh padanya. Memperhatikan wajah damai Suho. 'dia tampan juga. HYA apa yang kau pikirkan Zang Yixing?'
Lay bangun dari tidurnya. "Hey kemari!" Lay mengulurkan tangannya pada Suho yang masih terlentang. Dia menatap Lay bingung. "Sudah nanti kau juga tahu." Suho menerima uluran tangan Lay. Membuatnya mau-tak mau berdiri. Lay menariknya semakin dekat dengan air laut.
"HYAAAA!" Suho terlonjak kaget saat mendengar Lay berteriak keras tepat disampingnya.
"Ya! Kau mau buat aku tuli hah?" tanya Suho menatap Lay garang yang dibalas dengan cengiran dari Lay.
"Ayo teriak!" Perintah Lay pada Suho
"Hah?" Suho menatap Lay bingung.
"Saat kau merasa lelah dengan semua yang kau hadapi, maka kau harus melampiaskannya. Jadi berteriaklah! HYAAA!" Lay mulai berteriak lagi.
"HYAAA!" kali ini Lay yang terlonjak kaget saat Suho berteriak lebih keras darinya. Tetapi beberapa saat kemudian dia tersenyum menampakkan dimplenya. Dan untuk beberapa saat mereka terus berteriak, melampiaskan kelelahan mereka dalam memperjuangkan cinta.
"Ah.. aku lelah." Lay duduk yang diikuti oleh Suho.
"Yixing-ah gomawo." Lay tersenyum lagi mendengar penuturan Suho. "Eh.. ini apa?" Suho mengambil sesuatu yang tadi sempat terinjak olehnya.
"Eh? Itu milikku." Lay langsung merebut benda itu dari tangan Suho yang ternyata adalah bandul pemberian halmonie penjaga toko tadi sore.
"Coba aku lihat! Sepertinya bagus."
"Benarkah? Tadi aku mendapatkannya waktu dipasar bersama Taoris. Saat mereka berdua sibuk memilih aksesoris, tiba-tiba nenek penjaga toko menarikku lebih dalam ke dalam toko itu lalu memberikan ini. Lalu dia bilang aku harus memberikan ini pada orang yang tepat. Membingungkan." Ucap Lay sambil memperlihatkan bandul itu pada Suho.
"Bagaimana kau bisa diberi? Kau kenal dengan nenek itu?" tanya Suho lagi. Lay menggeleng
"Coba aku lihat!"Suho merebut bandul itu dari Lay. "ini sedikit berdebu." Ucap suho lalu menggosok tangannya di bandul itu. Berharap debunya berkurang.
Cklek...
"Hya bunyi apa itu? Suho hyung, jangan bilang kau merusaknya!" Lay langsung merebut bandul itu. Mengecek ke segala sisi bandul itu.
"Lay sepertinya itu bukan rusak tapi. Itu terbuka." Suho menunjuk salah satu sisi dari bandul itu. Dengan segera Lay melihat dan...
"Wow. aku baru tahu kalau ini... Jam." Lay menatap bingung bandul itu.
"Lay kenapa jam itu tidak bergerak?" Suho menunjuk pada jarum jam yang sama sekali tidak bergerak. Jam itu menunjukkan pukul 11 tepat.
"Jam ini rusak rupanya." Lay menatap kecewa jam itu.
"Tunggu. Sepertinya aku pernah melihat yang seperti itu." Suho mencoba mengingat ingat. "Ha! Benda itu seperti punyaku!" Suho mengeluarkan benda yang sama seperti punya Lay.
"Kau dapatkan itu dari mana?" tanya Lay.
"Aku menemukannya di loteng rumah waktu kecil." Jawab Suho sambil memperhatikan benda miliknya.
"Kau pernah membukanya?" tanya Lay.
"Ne. Bentuknya memang sama denganmu, tapi bedanya ini kompas." Suho membuka bandul itu yang menampilkan(?) kompas dengan jarum menunjuk arah selatan.
"Wah coba aku lihat." Kali ini Lay merebut kompas itu dari tangan Suho lalu menggerakkannya kesana-kemari. "Suho apa benda ini rusak? Dia tidak bergerak sama sekali."
"Benda itu memang tidak pernah bergerak." Lay melotot mendengar ucapan Suho.
"Lalu kenapa ka-"
"aku menyimpannya. Itu yang mau kau tanyakan?" Suho memotong ucapan Lay. "Entahlah. Aku hanya merasa benda ini berbeda dengan benda lainnya." Lay menatap Suho heran. "Dan lebih baik jam itu juga tetap kau simpan."
Hening. Hanya terdengar suara deburan ombak dan angin darat diantara mereka.
"Lay." Suho memanggil Lay tanpa menoleh.
"Hmmm?" begitu pula dengan Lay.
"Aku akan melepasnya." Sontak Lay langsung menoleh pada Suho. "Aku akan melupakan D.O"
"Wae?"
"Karena aku tahu dia tidak akan pernah mencintaiku." Suho balas menatap Lay sambil tersenyum yang entah kenapa membuat hati Lay bergetar hebat. "Lay. Boleh aku meminta 1 hal darimu?"
"Ne. Ten-"
Chuu...
Mata Lay terbelalak kaget. Ia melihat wajah Suho yang sangat dekat dengannya. Wajah malaikat itu dengan mata tertutup. Ia merasakan daging lembut itu mulai melumat lembut bibirnya.
Beberapa saat mereka terus berciuman. Sampai Suho menjauhkan wajahnya dari bibir Lay
"YA! BABO! Apa yang kau lakukan?!" Lay meninju bahu Suho lumayan keras, terbukti dengan erangan kesakitan dari Suho. Sedetik kemudia Lay mengusap-usap bibirnya.
"Kan kau sendiri yang bilang kalau kita harus melampiaskan apa yang ada dihati kita. Dan tadi aku menginginkan ciuman seseorang. Dan kebetulan kau yang ada disampingku." Suho menyengir kuda.
"Jadi kalau yang didekatmu orang lain, kau akan tetap menciumnya?" Lay menatap Suho tak percaya.
"Tentu saja..."
"Kau menyebalkan!" Lay meninggalkan Suho. Berlari menuju paradise cafe. Wajahnya memerah menahan malu. Dan hey tunggu kenapa wajahnya sembab?
" Tidak." Suho mengguman sambil melihat Lay yang berlari menjauh. 'Kau cantik, Lay.'
.
.
"Babo! Babo!" Lay meninju bantalnya.
"Lay hyung kau kenapa?" suara itu membuat lay tersentak. Ia mendapati D.O yang berada di depan pintu kamarnya dengan Suho.
"Ani. GwenchanaKyungie-ah" Lay mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata.
"Kau menangis hyung? Ayo bilang sama Kyungie, siapa yang bikin Lay hyung nangis!"
"Tidak apa-apa Kyungie. Kau sendiri kenapa belum tidur?" Lay mengusap rambut lembut D.O
"Aku tidak bisa tidur hyung. Boleh aku tidur disampingmu?" Lay mengangguk saat melihat wajah D.O yang mengeluarkan puppy eyes. "Hore! Selamat malam Umma." D.O berbaring disamping Lay lalu memeluknya erat.
"Apa? Ya D.O kalau kau panggil aku umma, berarti aku neneknya EXO dong?! Ya! D.O" namun semuanya sia-sia karena D.O sudah tidur dengan nyaman dipelukannya. "Hah... sudahlah lebih baik aku tidur."
Beberapa saat kemudian Suho masuk kedalam kamar itu. Ia memutuskan untuk beristirahat. Dan betapa terkejutnya dia melihat Lay dan D.O yang tengah tidur sambil berpelukan.
"Kalian itu seperti anak kecil saja." suho berbaring dibelakang D.O dengan tangan dipinggang Lay.
Cklek..
"Hyung?" Kai membelalakkan matanya saat melihat ketiga hyungnya tidur didalam satu ranjang berukuran king size itu. Lalu matanya tertuju pada tembat kosong disamping Lay.
"Hyungdeul... aku juga ikut ne~" Kai berbaring disamping Lay dengan tangan di pinggang D.O
Sungguh keluarga yang damai...
.
.
TBC
0 komentar:
Posting Komentar