You're My Trauma
Japan, 2003
Disebuah padang rumput di pinggir kota Tokyo, dua orang anak
laki-laki bermain bersama. Salah satu dari mereka sibuk mengejar seekor
kupu-kupu yang terbang menjauh. Sementara namja yang lebih muda -em.. sekitar 9
tahun kalau tidak salah- mengikuti namja yang tadi mengejar kupu-kupu.
Hap..
“Kyungsoo lihat ini!” anak laki-laki berusia 15 tahun itu
berteriak pada anak laki-laki lain yang dipanggil Kyungsoo. namja itu segera
merendahkan tubuhnya saat Kyungsoo hendak melihat kupu-kupu yang dia tangkap.
“Aaa... Kupu-kupu. Kawai!” mata Kyungsoo berbinar saat
melihat kupu-kupu yang ada ditangan namja disampingnya.
“Tapi kau lebih kawai Kyungsoo.” namja berkulit tan itu
mencubit hidung Kyungsoo.
“Ya! Jongin hyung. Kyungsoo itu perem- eh maksudku
laki-laki. Masa dibilang kawai sih?” Kyungsoo mempoutkan bibirnya.
“Iya-iya Kyungsoo emang namja tapi kelakuannya kaya yeoja.”
Jongin atau yang lebih saring dipanggil Kai itu terkekeh pelan.
“Benarkah? Kalau Kyungsoo imut, Jongin hyung mau tidak jadi
suami Kyungsoo kalau Kyungsoo udah besar?” Kyungsoo menunjukkan binar matanya
pada Kai.
“Tentu saja. Kyungsoo kan cantik.”
Cup..
Kai mengecup pipi Kyungsoo pelan tapi tetap saja membuat
wajah Kyungsoo merah padam.
“Saranghae Jongin hyung.”
“Na do saranghae.”
.
4 tahun kemudian... (Alurnya cepet banget ye??)
2007
Kyungsoo menyangga kepalanya dengan tangannya di atas pagar
balkon. Ia menatap lurus kearah sebuah balkon lain di seberang sana. Ia
menunggu seseorang yang mungkin akan muncul beberapa saat lagi. Mengingat
sekarang sudah pukul 4 sore, sudah pasti beberapa saat lagi ‘dia’ akan muncul.
“Kenapa Jongin hyung belum pulang ya?” dia bergumam tanpa mengalihkan
pandangannya dari balkon kamar Kai.
“Kyungsoo kau sedang apa?” tiba-tiba seorang namja cantik
masuk ke dalam kamar kyungsoo.
“Aniyo Bummie. Aku hanya menunggu Jongin hyung pulang.”
Lagi-lagi Kyungsoo tidak mengalihkan perhatiannya
“Kenapa kau menunggunya?
Dia pasti akan pulang Kyungsoo jadi tidak usah di tunggu.” Namja cantik itu
mengusap kepala Kyungsoo lembut.
“Tapi aku khawatir Bummie. Ini sudah jam 4 lebih dan Jongin
hyung belum pulang.”
“Jongin hyung pasti ada urusan hingga ia pulang telat. Kau
tidak perlu khawatir. Lebih baik sekarang kau masuk. Udara sudah mulai dingin.”
Kibum kini mengusap kepala Kyungsoo sekali lagi sebelum keluar dari kamar
anaknya itu.
“Bummie mana Kyungsoo?” tanya seorang namja tampan yang baru
saja pulang dari kantornya.
“Dia masih menunggu Kai pulang. Hah.. aku khawatir padanya.
Bagaimana jika dia tahu bahwa Kai sudah punya kekasih? Dia pasti sangat sedih.”
Namja cantik yang merupakan eomma Kyungsoo itu (OMO!!) duduk di sebelah
suaminya dengan wajah sedih.
“Jangan khawatir. Kyungsoo pasti bisa menghadapi semua ini
Bummie.” Namja tampan itu menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah
cantik istrinya.
“Semoga saja Wonnie.”
.
Kyungsoo masih tetap memandang balkon kamar Kai. Jam sudah
menunjukkan jam 5 tapi Kai belum juga pulang.
“Sebenarnya kau kemana hyung?” gumam Kyungsoo.
Cklek..
Blam...
Suara pintu yang dibuka dan ditutup itu terdengar samar di
telinga Kyungsoo. matanya berbinar kala tahu bahwa itu adalah Kai yang masuk ke
dalam kamarnya sendiri.
“Jongin-” teriakan Kyungsoo terhenti saat melihat ada
seseorang yang ikut masuk ke dalam kamar Kai. Seorang yeoja bertubuh seksi dan
berkulit putih. Dilihat dari penampilannya pastilah dia adalah seorang model.
Mata Kyungsoo terbelalak saat melihat Kai dan yeoja itu berciuman.
‘mereka sedang apa?’ Kyungsoo menatap mereka berdua tanpa
berkedip. Tentu saja Kyungsoo tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan.
Dia masih terlalu polos sebagai anak berusia 10 tahun.
Ciuman Kai dan yeoja itu berhenti sejenak. Mereka berdua
saling menatap satu sama lain sebelum Kai mendorong tubuh yeoja itu ke atas
tempat tidur lalu menciuminya lagi.
Kyungsoo bisa melihat tangan Kai yang dengan perlahan
membuka satu persatu kancing baju sang yeoja lalu membuang seragam sekolah itu
sembarangan arah. Meninggalkan bra hitam yang menutupi kedua payudara besar
yeoja itu. (Bentar! Author mau ambil tissue dulu.)
Kai menatap yeoja itu dengan tatapan mesumnya. Ia menjilat
bibir bagian atasnya yang tiba-tiba terasa kering. Dengan sigap dia membuka bra
itu lalu mengulum ‘isi’nya dengan rakus.
‘Sebenarnya mereka sedang apa?! Aku tidak mengerti!!”
Kyungsoo mengacak rambutnya frustasi sambil terus memperhatikan tingkah laku
mereka berdua.
Tiba-tiba pandangan Kyungsoo dan yeoja itu bertemu. Cukup
lama hingga sang yeoja membisikkan sesuatu ke telinga Kai.
Kyungsoo semakin bingung saat Kai beranjak dari tempat tidur
dan menuju ke arah pintu balkon kamarnya.
“Jo-“ lagi-lagi panggilan Kyungsoo terputus karena Kai sudah
lebih dulu menutup tirai pintu balkon itu setelah sebelumnya tersenyum manis
pada Kyungsoo.
“Sungguh mereka menyebalkan!” Kyungsoo berjalan masuk ke
dalam rumah sambil mempoutkan bibirnya. Walau sebenarnya dia masih penasaran
dengan apa yang dilakukan Kai dengan wanita itu. Dan kejadian barusan membuat
Kyungsoo CUKUP cemburu.
.
Sinar matahari pagi masuk ke sela-sela kain korden kamar
Kyungsoo. namja kecil bermata bulat itu mengerjapkan matanya guna menyesuaikan
dengan cahaya di ruangan itu.
“Kyungsoo. dicariin Kai nih.” Mata Kyungsoo langsung terbuka
sempurna saat ibunya berteriak bahwa KaiNYA telah datang. Dengan kecepatan
cahaya(?) Kyungsoo langsung berlari keluar kamar tanpa ganti baju ataupun
menggosok gigi terlebih dahulu.
“Jongin hyung~”
Bruk..
Kyungsoo menubruk tubuh Kai yang jauh lebih tinggi darinya.
“Kemarin kau kemana? Kenapa tidak kesini?” tanya Kyungsoo sambil mendongakkan
kepalanya. menatap wajah Kai yang menunjukkan senyuman manis.
“Kemarin hyung ada sedikit urusan. Jadi tidak bisa kemari.
Sebagai gantinya, bagaimana kalau kita jalan-jalan pagi ini?” tanya Kai sambil
merendahkan tubuhnya.
Mata Kyungsoo berbinar saat mendengar ajakan dari Kai.
“Ne Hyung. Aku mau ganti baju dulu sebentar. Jangan
ditinggal ne!” Kyungsoo langsung berlari menuju kamarnya yang ada di lantai
dua.
“Kai dia siapa?” Kai menoleh kearah Kibum-ibu Kyungsoo- lalu
pandangannya mengarah pada seorang yeoja diluar rumah Kyungsoo.
“Dia yeojachinguku eomma. Namanya Krystal.” Jangan tanya
kenapa Kai memanggil Kibum dengan sebutan eomma. Karena keluarganya dan
keluarga Kyungsoo sangat dekat jadi Kai terbiasa memanggil Kibum dengan sebutan
eomma begitu pula sebaliknya.
“Dia cantik. Kau pintar memilih Jongin.”
“Gomawo eomma.” Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
sama sekali.
“Hyung ayo berangkat!” Kyungsoo keluar dari kamarnya dengan
baju kesayangannya (Read: gambar tedy bear)
“Kajja Kyungsoo. eomma kami berangka dulu ne.” Kai pamit ke Kibum.
“Bummie, Kyungsoo pergi dulu ne~ Pay-pay.” Kyungsoo melambai
kearah ibunya.
“Semoga kau tidak menyakiti Kyungsoo kecilku, Kai.” Kibum
menatap tubuh kedua anaknya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Sedih, senang, kecewa, khawatir. Semuanya bercampur menjadi satu. “Dan yaampun
apa anak itu memanggilku ‘Bummie’ lagi? Haish.. aku ini kan ibunya kenapa dia
memanggilku seperti seseorang yang memanggil istrinya? Ini pasti gara-gara si
kuda itu yang terlalu sering memanggilku Bummie. Sialan kau!!”
Kai menggandeng tangan kecil Kyungsoo menuju ke arah pintu
pagar rumah Kyungsoo.
“Nah Kyungsoo. kenalkan ini Krystal eonnie. Dia yeojachingunya
Hyung.”
Deg..
Jantung Kyungsoo serasa berhenti. Ia menatap yeoja
didepannya itu dengan tatapan kosong. Ia masih sangat ingat bahwa yeoja ini
adalah yeoja yang bersama Kai kemarin sore.
“Annyeong Kyungsoo. panggil aku Krystal ne.” Krystal
mensejajarkan tubuhnya dengan Kyungsoo. senyuman manis terpantri di wajahnya
yang imut.
Namun Kyungsoo tetap diam. Dia tetap menatap Krystal dengan
pandangan tidak suka. Kai yang menyadari hal itu langsung mengalihkan
perhatian.
“Em sudahlah. Ayo kita jalan-jalan.” Kai mengandeng Kyungsoo
dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya untuk mengandeng tangan Krystal.
Mereka bertiga berjalan pelan menuju taman yang letaknya tak
jauh dari tumah Kyungsoo dan Kai.
“Oppa lihat mereka. mereka manis ya.” Krystal menunjuk dua
orang anak laki-laki yang asik bermain pasir di box pasir(?)
“Ne. mereka manis, tapi tidak semanis dirimu.” Wajah Krystal
langsung memerah sedetik setelah Kai menggombalinya.
“Oppa gombal.” Krystal memukul bahu Kai pelan.
“Tapi aku berani bersumpah Krystal. Kau orang paling cantik,
paling imut dan paling manis yang pernah aku kenal. Ya setelah ibuku.” Wajah Krystal
benar-benar merah sekarang. Ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.
“Cih. Pembohong.” Kyungsoo berdecih pelan tapi Kai masih
dapat mendengarnya.
“Kau bilang apa Kyungsoo?” Tanya Kai.
“Ah tidak hyung. Aku hanya em.. mau naik ayunan. Ya ayo naik
ayunan hyung.” Kyungsoo menarik tangan Kai mendekati ayunan hingga pegangan
tangan Kai dan Krystal terlepas.
“Hyung dorongkan ayunannya!” teriak Kyungsoo riang setelah
dia berhasil menaiki ayunan yang sebenarnya lumayan tinggi untuknya. Kai dengan
senang hati mendorongkan ayunan itu.
“Whoa~ Lebih cepat hyung!”
“Tidak bisa. Kau nanti jatuh lagi. Bisa repot kan kalau aku
membawamu pulang dengan hidung yang berdarah karena jatuh dari ayunan.”
Kyungsoo hanya bisa manyun.
“Kai bisakah kau dorongkan ayunanku juga?” Kyungsoo menoleh
ke ayunan sebelah kanannya. ‘Hey sejak
kapan dia disitu?’ Kyungsoo sedikit terkejut saat melihat Krystal yang juga
sudah duduk diatas ayunan.
“Tentu chagi.” Kai beralih ke ayunan Krystal. Dan itu
membuat bibir Kyungsoo tambah manyun.
‘MENYEBALKAN!’
“Kai aku ingin es krim. Bisakah kau membelikannya untukku?” Krystal
menunjukkan puppy eyesnya. Kyungsoo merasa mual saat melihat tingkah Krystal
yang menurutnya menjijikan itu.
“Tentu chagi. Kyungsoo kau juga mau?” tanya Kai pada
Kyungsoo.
“Tentu hyung.” Kyungsoo tersenyum.
“Baiklah tunggu disini ne.” Kai menepuk kepala Kyungsoo
sekilas sebelum ia berjalan menuju sebuah kedai es krim di seberang jalan.
“Hey anak kecil. Jangan coba-coba menghalangiku dengan Kai!
Arraseo?! Kalau tidak kupastikan kau tidak akan pernah bertemu lagi dengan Kai.”
Kyungsoo sangat kaget saat mendengar suara Krystal yang menyeramkan. Ia menegug
salivanya berat.
“Kau punya 2 kepribadian ya?”
“Aku hanya punya satu kepribadian. Dan ini yang asli.” Krystal
memasang smirknya yang tentu saja membuat Kyungsoo merinding.
“Maaf lama menunggu. Tadi sedikit antri. Ini es krimnya my
princess. Dan ini er krimmu em.. Pororo.” Kyungsoo membulatkan matanya saat Kai
memanggilnya Pororo sementara memanggil Krystal dengan ‘My Princess’
“Aku bukan pororo hyung!” Kyungsoo mengerucutkan bibirnya
sambil merebut es krimnya dari tangan Kai.
“Mian. Aku hanya bercanda.” Kai kembali menepuk kepala
Kyungsoo. lalu dia menoleh ke arah Krystal.
“Aigo Krystal. Mukamu belepotan.” Kai segera mengeluarkan
sapu tangannya lalu mengusap bibir Krystal dengan sapu tangannya.
“Aish bakan saja seperti anak kecil.” Decak Kyungsoo yang
dapat didengar oleh Krystal.
“Apa kau bilang? Lebih baik kau bercermin dulu. Mukamu juga
belepotan tau!” Kyungso langsung mengusap sudut bibirnya. Ah benar ada noda
coklat es krim disana.
“Sudah-sudah sini Kyungsoo juga kubersihkan.” Kai
mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo.
Chup..
Kai menghisap bibir Kyungsoo pelan. Ia juga menjulurkan
lidahnya untuk membersihkan noda es krim di bibir Kyungsoo.
Sementara Krystal.... entahlah pikirkan sendiri.
Kai melepaskan ciumannya.
“Sudah bersih sekarang.” Ucap Kai sambil mengusap salivanya
yang ada di bibir Kyungsoo.
“Arigatou Jongin hyung.” Kyungsoo tersenyum manis pada Kai.
“K-Kai kau?” Krystal menunjuk Kyungsoo dan Kai bergantian.
“Ah maaf Krystal. Tapi itu kebiasaanku untuk membersihkan
noda es krim Kyungsoo. hehehe..” Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sementara Krystal hanya mengangguk walau sebenarnya dia masih tak percaya
dengan apa yang dia lihat barusan.
.
Kyungsoo menendang kerikil-kerikil kecil yang dirasanya menganggu
jalan. Hari ini dia harus pulang pergi sekolah sendirian. Orang tuanya sedang
pergi ke Nagoya sementara Kai... dia sudah punya kepentingan sendiri sekarang.
“Menyebalkan.”
“Urmm.. ahh..” Kyungsoo menghentikan langkahnya. Dia menoleh
kearah rumah Kai yang tepat berada di sebelah kanannya. Seorang namja tampan
sedang menciumi seorang wanita yang ada didepannya. Ciuman itu terlihat er..
panas.
“K-Krystal?” Kyungsoo membelalakan matanya saat mengetahui
seseorang yang mendesah itu Krystal. Dan..
“Jongin hyung!” Kyungsoo langsung berlari kearah Kai dan Krystal
yang belum juga melepaskan ciuman mereka. dengan tidak sabar, Kyungsoo langsung
menarik tangan Kai menjauhi Krystal.
“Ya! Kyungsoo.” Kai mencoba melepaskan genggaman tangan
Kyungsoo.
“Apa yang kau lakukan wanita jalang?!” Kyungsoo berteriak ke
arah Krystal yang masih terkejut.
“Kyungsoo siapa yang mengajarimu kata-kata itu?! Krystal
mianhae. Kyungsoo tidak pernah seperti ini sebelumnya mungkin dia-” ucapan Kai
terputus saat Kyungsoo tiba-tiba berteriak.
“Dia memang jalang Hyung! Aku bahkan melihat dia m=berciuman
dengan namja lain kemarin!”
Plak..
“Jaga bicaramu Do Kyungsoo. sekarang masuk ke rumahku.” Kai
mendorong Kyungsoo masuk kedalam rumahnya.
“Krystal mianhae. Sepertinya aku tidak bisa menemanimu hari
ini. Maaf ne.”
Cup..
Kai mencium bibir Krystal sejenak lalu masuk kedalam
rumahnya.
‘Apa anak itu
melihatku berciuman dengan Taemin kemarin?’ (Tolong bayangin aja kemarin
itu Krystal lagi selingkuh sama Taemin trus ketahuan sama Kyungsoo. author lagi
males ngetik. Hehe)
.
Buagh..
Kai mendorong Kyungsoo hingga namja kecil itu terbaring
dikasurnya.
“Siapa yang mengajarimu kata-kata seperti itu Kyungsoo?”
tanya Kai dingin sambil menatap mata Kyungsoo yang sembab.
“Hyung tidak perlu tahu dari mana aku tahu kata-kata itu!
Yang pasti aku hanya ingin menjauhkan Hyung dari ‘Dia’” Kyungsoo mendudukkan
dirinya.
“Kau kenapa Kyungsoo? Krystal itu gadis yang baik. Kenapa
kau begitu membencinya?” Kai mulai melembut terhadap Kyungsoo.
“Dia bukan gadis yang baik hyung! Dia berselingkuh
dibelakangmu!” Kyungsoo berteriak keras hingga membuat Kai terkejut.
“Jangan berteriak di depan orang yang lebih tua Kyungsoo!”
Kai mencengkram bahu Kyungsoo hingga namja kecil itu merasa kesakitan.
“Terserah aku mau berteriak atau tidak. Aku tidak peduli!”
“Kenapa kau berubah hah?”
“Yang berubah itu Hyung! Hyung tidak pernah lagi peduli
padaku! Hyung hanya peduli dengan Krystal! Hyung berubah! Hiks..”
“Maaf Kyungsoo, aku-”
“Dia tidak mencintaimu hyung! Untuk kali ini percayalah
padaku. Aku melihatnya berciuman dengan namja lain kemarin!”
“KYUNGSOO!” Kai benar-benar kehilangan kesabaran sekarang.
“Kenapa hyung? Kenapa kau selalu membelanya yang jelas-jelas
hanya mempermainkanmu? Tapi kenapa kau tidak pernah peduli padaku yang
mencintaimu dari dulu? Hiks.. kau jahat hyung..” Kai membeku ditempatnya.
“K-Kyungsoo kau, apa?” Kai menatap Kyungsoo tak percaya.
“Aku mencintaimu hyung. Aku bahkan lebih dulu mencintaimu
dari pada yeoja itu!”
“K-Kyungsoo kau ini
bicara apa?”
“Kau tuli hyung?! Aku mencintaimu! Apa itu kurang jelas
hah?”
“Kyungsoo dengarkan hyung. Kau itu masih kecil dan kau em..
namja, Kyungsoo.”
“Memangnya kenapa kalau aku masih kecil? Memangnya kenapa
kalau aku namja? Cinta tidak mengenal perbedaan hyung!” Kai tersentak dengan
ucapan Kyungsoo. dari mana dia belajar kata-kata bijak itu?
“Kau tidak mengerti-”
“AKU MENGERTI! Aku cukup mengerti perasaanku sendiri hyung!”
“Hilangkan perasaan itu sebelum kau menyesal!” Kai
menyengkram bahu Kyungsoo lagi. Ia menatap Kyungsoo sedih. Sedih karena
dongsaeng kesayangannya mempunyai ‘kelainan’.
“Aku tidak menyesal mencintai hyung.” Nada bicara Kyungsoo
mulai melembut. Sementara Kai berusaha berfikir keras.
‘Apa harus pakai cara itu?
Ah tidak, itu terlalu beresiko. Tapi kalau tidak begitu...’
“Benarkah? Bahkan kalau aku melakukan ‘itu’ padamu kau tidak
akan menyesal?” Kai menatap Kyungsoo tajam.
Kyungsoo yang sebenarnya tidak mengerti apa yang dibicarakn
Kai hanya mengangguk pasti.
“Kalau begitu jangan menyesal!”
Bruk..
Kai mendorong tubuh Kyungsoo dengan kasar ke tempat
tidurnya. Dan dengan cepat dia menyambar bibir Kyungsoo. menyesap dan
melumatnya dengan kasar.
“Emp.. hhyung..” Kyungsoo berusaha mendorong tubuh Kai
menjauhi tubuhnya. Tapi sepertinya itu sia-sia saja karena Kai malah semakin
ganas melumat bibir Kyungsoo.
‘seperti biasa.
Rasanya tetap manis.’
Kai melepaskan ciumannya saat merasakan bahunya dipukul
keras oleh Kyungsoo. jika dia tidak ingat bahwa manusia butuh oksigen, Kai
tidak akan pernah melepaskan ciumannya tadi.
Kai memandang wajah Kyungsoo yang memerah dan basah karena
air mata. Belum lagi saliva yang entah milik siapa menetes turun dari bibir
Kyungsoo membuatnya em.. semakin terlihat seksi.
“H-hyung. Kau kenapa?” Kyungsoo menatap Kai takut saat
menyadari tatapan hyungnya yang mulai berubah ganas. Kyungsoo semakin bergidik
ngeri saat melihat Kai yang mulai melepaskan seragam atasan miliknya.
“Diam dan nikmati!” Kai mengangkat tubuh Kyungsoo hingga
tubuh kecil itu kini sudah duduk dipahanya. sementara Kyungsoo hanya bisa
memeluk leher Kai agar tidak jatuh.
“Kenapa lehermu putih sekali eoh?” Kai meraba leher putih
mulus Kyungsoo. tanpa sadar Kai menjilat bibir atasnya yang terasa kering.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kai langsung menggigit leher
Kyungsoo dengan kuat hingga meninggalkan kissmark disana.
“Argh.. hhyung.. ah..” Kyungsoo hanya bisa meremas baju
seragam Kai untuk melampiaskan rasa asing yang melanda tubuhnya.
Kai menjilat leher Kyungsoo dengan seduktif yang terasa
manis di indra pengecapnya.
“Bagaimana Kyung? Huft..” Kyungsoo menggeliat kegelian
karena Kai meniup telinganya.
“Eung..”
“Bibir ini sangat menggoda.” Kai menjulurkan lidahnya untuk
menjilat bibir Kyungsoo. namja berkulit tan itu menarik kepala Kyungsoo dengan
tangan kirinya hingga bibir kedua namja itu bertemu. Kai menghisap, mengigit
dan menjilat bibir Kyungsoo yang semakin dilumat rasanya akan semakin manis.
Tangan kanannya yang sedari tadi menganggur mulai bergerak diatas permukaan
kulit perut Kyungsoo. membuat namja kecil itu sedikit mendesah diantara
ciumannya.
Tangan Kai semakin naik keatas. Mencari sesuatu yang mungkin
bisa membuat Kyungsoo mendesah tak karuan.
Gocha..
Dia menemukannya. Kai memainkan nipple Kyungsoo. menjepit nipple
kanan Kyungsoo itu dengan sedua jarinya. Kai melepaskan ciumannya karena ingin
melihat bagaimana terangsangnya bocah kecil dihadapannya itu.
“ah.. Anndwe..” Kyungsoo menahan tangan kanan Kai yang terus
memainkan nipplenya. Kai menatap Kyungsoo dengan puppy eyesnya.
“Wae? Apa kurang enak baby? Kau mau yang seperti apa? Yang
seperti ini?” Kai mencubit kedua nipple Kyungsoo dengan keras hingga membuat
Kyungsoo jatuh ke belakang karena terkejut.
“Sakithh...” Kyungsoo terus merintih kesakitan karena
cubitan Kai yang cukup kasar. Kai memandang Kyungsoo dengan pandangan kilatan
nafsu(?) dimatanya.
“Ah nipplemu kecil juga ya. Sepertinya bisa kuhabiskan.” Kai
menundukkan kepalanya kearah nipple kiri Kyungsoo. ia menjilat dan sesekali
mengigit nipple Kyungsoo.
Kyungsoo pov.
Entah apa yang dilakukan Jongin hyung. Yang aku tahu, semua
sentuhannya terasa menyakitkan bagiku. Selama ini aku belum pernah mendapatkan
perlakuan kasar dari Jongin hyung. Dan kali ini, dia berhasil membuatku
benar-benar takut pada sosoknya.
Jongin hyung masih tetap memainkan tonjolan di dadaku yang
dia sebut ‘nipple’. Entahlah kenapa aku merasa geli dengan nama itu.
“Ah..” suara menjijikkan itu keluar dari mulutku. Aku
melihat ke bawah. Kearah Jongin hyung yang menjilat dan menggigit nippleku dengan
ganas. Aku bisa merasakan cairan keluaran dari nippleku itu.
“Aigo.. kau berdarah baby. Lihat, sepertinya ini enak.”
Jongin hyung mencolek darah yang mengalir dari nippleku yang baru saja digigit
olehnya. Lalu dengan menjilat darahku yang kini sudah ada dijarinya. “Seperti
yang kuduga. Rasanya manis sepertimu.” Jongin hyung kembali mencium bibirku
saat dia sudah puas menjilati jarinya sendiri.
Sret..
Aku merasa celanaku ditarik.
“Andwe hyung!” aku menahan tangannya yang tadi hendak
melepaskan celanaku.
“Wae? Aku sudah sering melihatmu naked kok.” Jongin hyung
menghempaskan tanganku lalu kembali menurunkan celanaku.
“Jangan kali ini hyung!” entah kenapa, walaupun jongin hyung
sudah sering melihatku telanjang tetapi untuk kali ini aku berfikir bahwa ini
salah.
“Kau hanya cukup diam
bodoh!”
Sret..
Jongin hyun menarik celana sekaligus underwearku hingga kini
aku benar-benar telanjang. Aku bisa merasakan wajahku memanas sekarang dan
sudah bisa dipastikan wajahku pasti sudah sangant merah.
“Wah sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Little Soo.
Huft..”
“Eung.. hyung..” desahan itu kemabali keluar dari mulutku
saat Jongin hyung menghembuskan nafasnya di depan ‘itu’ku.
“Juniormu kecil berarti kau masih kecil dan berarti kau
tidak pantas jadi namjachinguku!”
“Argh!!” kuremas seprei tempat tidur Jongin hyung. Aku
berteriak tertahan karena ‘itu’ku diremas kuat oleh Jongin hyung. Sepertinya
dia mau menghancurkan ‘itu’ku terbukti dengan rasanya yang sangat sakit.
“Kau mau lihat punyaku? Aku yakin kau akan langsung terkejut
setelah melihatnya.” Jongin hyung turuh dari tempat tidur. dia melepaskan
seragam sekolahnya. Aku bisa melihat perutnya yang kotak-kotak seperti Siwon
appa. Sejenak, dia menatapku dengan pandangan yang aneh. Lalu dia menurunkan
celananya...
Ya Tuhan...
Kyungsoo pov end
Kai pov.
Kulihat dia membelalakkan matanya saat melihat juniorku. Apa
juniorku terlihat sangat besar baginya?
“Wae Baby? Kau kaget hah?” aku berjalan mendekatinya.
“H-hyung aapapun yang akan kau lakukan. Kumohon jangan!”
tubuhnya bergetar hebat.
Bruk..
Aku menindih tubuh kecilnya. Mencengkram kedua tangannya
dengan tanganku diatas kepalanya(?)
Lihat itu... wajah putihnya, mata belonya, bibir sexynya.
Semua itu benar-benar membuatku gila. Tunggu, ada apa denganku? Kenapa aku
malah terpesona olehnya? Kau ini Straight! Dan kau melakukan semua ini agar
dongsaengmu ini jadi normal. Kenapa malah kau yang jadi abnormal? ARGH!! Kau
membuatku gila Do Kyungsoo!
Kai pov end
Author pov.
Kai menindih tubuh kecil Kyungsoo yang masih bergetar. Ia menatap
intens wajah namja kecil dihadapannya itu. Ia bagai terhipnotis dengan wajah
bocah 10 tahun itu.
“Ahn.. Hyung..” Kyungsoo mendesah pelan saat merasakan Kai
menggesekkan juniornya dengan junior kecil Kyungsoo.
“Kau suka em?” Kai terus menggesekkan junior mereka dengan
cepat.
“Ah..ahh..ah..” Kyungsoo mencengkram bahu Kai sambil terus
mendesah keenakan. Mendengar desahan Kyungsoo yang semakin keras membuat Kai
menghentikan gesekannya.
“Em.. hyungie wae?” Kyungsoo yang tadi ketakutan sekarang
mengeluarkan puppy eyesnya.
“Kita masuk ke inti Kyungsoo. aku sudah tidak tahan!” Kai melebarkan
kedua kaki Kyungsoo. ia menatap hole kemerahan Kyungsoo dengan tatapan nafsu(?)
“H-hyung.”
“Kyungsoo bagaimana menurutmu kalau juniorku ini masuk..”
Kai mengusap hole Kyungsoo dengan jari telunjuknya membuat Kyungsoo kembali
mendesah kecil. “..kesini?”
Sleb..
“Ah..” Kyungsoo mencengkram bantal dibawahnya saat Kai
memasukkan 1 jarinya kedalam hole Kyungsoo dalam satu hentakkan.
“Wow ketat sekali. sayang kalau aku melakukan pemanasan.
Hole ini pasti akan semakin lebar sebelum aku memasukkimu.” Kai menggerakkan
jarinya perlahan dalam hole Kyungsoo. “Bagaimana kalau kau langsung merasakan
juniorku? Ah kau pasti sangat tidak sabar ya? Lihat holemu menghisap jariku
dengan kuat. Oh..”
Kyungsoo hanya bisa mendesah dan menatap Kai tak mengerti.
Ia tidak melepaskan pandangannya dari namja berkulit tan itu.
“Kita mulai sekarang Kyungsoo.” tanpa Kyungsoo sadari, ia
telah menatap wajah Kai sangat lama hingga dia tidak menyadari bahwa Kai sudah
melepaskan jari telunjuknya.
Kai mengocok sebentar juniornya yang sebenarnya sudah tegang
dari tadi. Ia menatap Kyungsoo yang juga menatapnya. Sebenarnya dia tidak tega
melakukannya pada bocah sekecil Kyungsoo tapi mau bagaimana lagi. Dia berfikir ini
demi Kyungsoo juga.
Kai mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo. ia menggunakan
tangan kanannya sebagai tumpuan agar tidak jatuh menimpa dongsaengnya. ia
mengecup bibir Kyungsoo sekilas sebelum mendekatkan wajahnya pada telinga
Kyungsoo.
“Setelah ini, aku yakin kau akan menyesal karena
mencintaiku. Aku yakin kau akan pergi dari sisiku. Dan aku yakin kau akan
membenciku. Tapi percayalah, ini demi dirimu sendiri.” Bisik Kai yang membuat
Kyungsoo semakin tidak mengerti. Tanpa ia tahu, Kai telah mempersiapkan
juniornya yang bisa dibilang extra large untuk remaja seusianya (Bentar author
bernafas dulu.)
Kai dan Kyungsoo masih saling bertatapan dalam jarak wajah
kurang dari 10 cm hingga akhirnya Kai melihat perubahan raut wajah Kyungsoo.
namja kecil itu mengernyitkan dahinya saat merasakan sesuatu masuk dengan paksa
kedalam single holenya.
“H-hyung.. appohh.. eung..” Kyungsoo mencengkram bahu Kai
dengan keras guna melampiaskan rasa sakit yang belum pernah dia rasakan
sebelumnya. Sementara Kai hanya menatap Kyungsoo yang bergerak kesakitan. Dia
tidak peduli lagi bagaimana sakitnya Kyungsoo saat ini. Yang ia pikirkan
hanyalah cara agar dongsaeng kesayangannya itu menjadi seseorang yang ‘normal’
“Hhyung.. berh..hentihh.. jebal... Argh!!” Kai tidak
mengidahkan rintihan Kyungsoo, ia terus mendorong juniornya semakin masuk
kedalam hole Kyungsoo yang kering dan belum pernah dijamah oleh benda apapun-kecuali
jarinya Kai-.
“Ah.. so tight..” Kai kini mulai mendesah saat merasakan
setengah dari juniornya sudah masuk. Dia berhenti sebentar sekedar untuk
memberikan waktu beradaptasi bagi Kyungsoo. ia kembali mendekatkan wajahnya
pada telinga Kyungsoo.
“Mianhae. Setelah ini aku pasti akan bermain kasar.”
Kyungsoo membulatkan matanya. Ia bisa sedikit mengerti dengan ucapan Kai
barusan.
“Eung..” Kyungsoo melengkuh lirih saat merasakan junior Kai
perlahan keluar dari holenya.
“Sekali lagi maafkan aku.”
JLEEB...
“ARGH!! APPO!!” Kyungsoo menjerit keras saat merasakan
junior Kai masuk kedalam holenya dalam sekali hentak. Holenya serasa dirobek
secara paksa sekarang. Oh tunggu.. sepertinya holenya memang sobek. Bisa
dilihat dari darah yang menetes dan mengotori sprei warna putih milik Kai. Dan
tanpa berperikemanusiaan, Kai langsung menggerakkan juniornya dengan kecepatan
sedang dalam hole Kyungsoo.
“Appo hyung...
berhentihh.. hiks..” wajah
Kyungsoo sudah penuh dengan keringat dan air mata. Wajahnya sudah memerah
karena menahan sakit yang berlebihan.(?)
“Seperti ini sudah sakit eoh?? Bagaimana dengan ini?” Kai
mempercepat gerakan in-outnya hingga membuat ranjangnya kini berdecit tak
jelas.
“HYUNG!! ARGH!! KEPARAT!!” Kyungsoo berteriak semakin keras.
Tubuhnya tersentak-sentak seirama dengan sodokan Kai.
“Siapa yang ah.. mengajarimu kata-kata itu hah?” tanya Kai
dingin sambil terus bergerak cepat.
“Eungh.. appo.. hiks.. akh..” Kyungsoo tak menjawab. Dia
sibuk merintih hingga tidak mempedulikan pertanyaan Kai.
“JAWAB!”
Plak..
Sebuah tamparan dari Kai mulus mendarat di pipi Kyungsoo
yang basah. Pipi itu kini berubah warna menjadi semakin merah karena tamparan
Kai yang tidak bisa dibilang pelan. Kyungsoo terisak semakin keras.
“Argh sial!” Kai mengangkat tubuh Kyungsoo tanpa melepaskan
tautan tubuh mereka hingga kini tubuh kecil itu duduk dipangkuannya. Dengan
begini Kai benar-benar bisa melihat air mata kyungsoo yang berjatuhan dengan
derasnya.
“Aku sudah bilang, kau pasti akan menyesal.” Tangan Kai
meraih pinggang Kyungsoo yang kecil. Ia mengangkat dan menurunkan tubuh itu.
“Argh..” Kyungsoo mendesah pelan karena kepala junior Kai
menyentuh titik sensitifnya didalam sana. Kai menyeringai saat menyadari dia
telah menyentuh prostat Kyungsoo.
“Ah..” Kyungsoo kembali mendesah. Jika kalian berfikir itu
adalah desahan kenikmatan kalian salah besar. Kyungsoo mendesah kecewa saat
tidak merasakan junior Kai yang menumbuk prostatnya lagi.
“Jangan pikir aku akan membuatmu menikmati ini Kyungsoo.”
Kai kembali mempercepat gerakan in-outnya tanpa menyodok Prostat Kyungsoo yang
membuat namja kecil itu selalu mendesah kecewa.
“Ah.. Kenapa kauhh diam huh?” Kai memcengkram dagu Kyungsoo
dengan keras lalu mencium bibir ranumnya. Namja kecil itu hanya bisa menangis
tanpa suara. Dia sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan suaranya.
Kai melepaskan pangutannya. Ia menatap Kyungsoo yang
menangis dan menatap kosong kearahnya. Tatapan yang belum pernah Kai lihat
sebelumnya.
“Kauh.. membosankan!”
JLEB..
JLEB..
JLEB..
“akh
pelaan hyung ssaaakitt....” Kyungsoo kembali mengeluarkan suaranya saat Kai
benar-benar kesetanan memainkan holenya. Semakin banyak darah yang mengalir
dari hole Kyungsoo dan dengan santainya, Kai malah menjadikan darah itu sebagai
pelumas juniornya.
Kai
menunduk kebawah. Ia menatap junior dan sprei tempat tidurnya yang ternodai
dengan noda merah Kyungsoo. ada raut kekecewaan di wajah namja berkulit tan
itu. Ia benar-benar kecewa dengan tindakannya sendiri. Namun kekecewaan itu
segera ditepisnya begitu mengingat penyebab kenapa ia melakukan ini. Kai kembali
menatap wajah Kyungsoo yang lagi-lagi basah air mata. Dengan cepat Kai
melingkarkan tangannya ke perut keci Kyungsoo sembari terus menggerakkan
juniornya. Ia kembali menggigit dan menyesap leher Kyungsoo hingga kini sudah
berubah warna menjadi keunguan.
Kyungsoo
melingkarkan tangannya ke leher Kai agar tidak jatuh lagi seperti tadi.
“Hhyung..
hyungiehh.. ahhh.. Jeongmalyeo.. saranghae..”
“Wae?
Kenapa kau belum mengerti juga? Aku melakukan ini untuk membuatmu tidak
mencintaiku lagi! Bukan untuk mengatakan kalau kau mencintaiku!” Kai
menghentikan sodokannya. Ia meraih gagang laci meja nakasnya. Ia mengambil..
OH NO!!
BIG NO!!
Kai
mengangkat tubuh Kyungsoo hingga ‘kontak’
mereka terlepas. Kyungsoo sedikit mendesah lega. Tapi rupanya dia salah. Kai langsung
membuatnya menjadi posisi doggy style yang membuat Kai bisa melihat holenya
dengan sangat jelas.
Kai
mengarahkan benda yang baru saja dia ambil deri meja nakas kearah hole
Kyungsoo.
Drrt..
Kyungsoo
bisa mendengar suara getaran dari benda yang dipegang Kai tapi ia memutuskan
tidak melihatnya karena hati kecilnya berkata bahwa ini pertanda buruk.
JLEB
“Akh..”
JLEEB..
“HYUNG!!
Appoh hiks..” Kyungsoo mencengkram bantal dibawahnya-lagi-
Sementara
Kai sedang sibuk menikmati ketatnya hole Kyungsoo belum lagi vibrator tadi ia
masukkan secara PAKSA kedalam hole Kyungsoo juga. Membuat juniornya merasakan
nikmat yang luar biasa. Dan jangan lupakan Kyungsoo yang juga merasakan sakit
yang luar biasa.
Sleeb..
Jleeb..
Sleeb..
Jleeb..
“Mianhae..”
.
2 jam kemudian..
“Ah.. ah.. Kyung..” kini Kai telah menindih tubuh Kyungsoo
dengan terus menghentak-hentakkan juniornya. Sementara Kyungsoo? mata sembabnya
sudah tertutup rapat. Ia pingsan ditengah permainan Kai yang sungguh kejam
terhadapnya. Terhadap seorang anak kecil berumur 10 tahun.
“Akuhh.. hampir sam... AKH!!” Kai berteriak keras saat
merasakan orgasmenya yang semakin dekat. Ia menyemburkan benihnya didalam hole
Kyungsoo. beberapa saat ia berdiam diri. Ia memandang wajah Kyungsoo yang
terlihat sangat menyedihkan. Ia mengelus permukaan wajah Kyungsoo dari dahi
hingga dagunya.
“Bagaimana bisa aku menyakiti namja secantik dirimu?” gumam
Kai. Cairan bening milik Kai jatuh ke pipi Kyungsoo yang masih basah karena air
matanya sendiri. Kai merasa sangat bersalah pada Kyungso. SANGAT.
Kai mengeluarkan juniornya dari hole Kyungsoo lalu pergi
masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa sangat lengket
akibat aktifitasnya barusan.
Blam..
Tepat setelah Kai masuk ke dalam kamr mandi, Kyungsoo membuka
matanya. Ia menatap langit-langit kamar Kai dengan tatapan kosong. Ia berusaha
mendudukkan dirinya.
“Akh..” ia merintih saat merasakan sesuatu mengganjal di
holenya. Ia menunduk kebawah. Menatap kabel yang terhubung dengan sesuatu
didalam holenya. Ia menarik kabel itu perlahan.
“Ahh.. hh..”Kyungsoo mendesah lega saat benda berwarna merah
muda yang sempat masuk sangat dalam itu keluar dari holenya diikuti dengan
cairan putih dan merah. Kyungsoo menoleh kearah kanan dimana ada sebuah kaca
besar disana. Ia memandang dirinya sendiri.
“Menyedihkan.”
.
Cklek..
Kai keluar dari kamar mandi dengan menggunakan selembar
handuk yang bertengger di perutnya. Ia menatap ke sekeliling kamarnya dengan
tatapan bingung.
“Kemana Kyungsoo?” ia mendekati ranjangnya yang berantakan.
Memandang cairannya yang bercampur dengan darah disana. Lalu pandangannya
mengarah pada lantai kamarnya yang berwarna krem sudah ternoda dengan noda
merah yang bisa Kai tebak adalah darah milik Kyungsoo.
“You’re crazy Kai!” Kai mengacak rambutnya frustasi lalu
pandangannya mengarah pada balkon kamar Kyungsoo yang jaraknya hanya sekitar 10
meter dari balkon kamarnya. Dia bisa melihat Kyungsoo yang baru saja masuk
kedalam kamar itu dengan langkah yang tertatih. Celana sekolah yang ia pakai
kini sebagian sudah berubah warna menjadi merah karena darah yang tak
henti-hentinya keluar dari holenya.
Kai terus menatap Kyungsoo yang duduk sambil menyandarkan
punggungnya pada pintu. Dia melihat Kyungsoo yang kembali menangis keras.
Bahkan isakannya sampai bisa terdengar oleh Kai disini. jika Kai bisa, ia ingin
sekali berlari kesana lalu memeluk namja kecil itu. Tapi masih pantaskah dia
menyentuh Kyungsoo setelah apa yang dia lakukan padanya?
Beberapa saat kemudian Kyungsoo berdiri dari duduknya. Ia
mengganti bajunya dengan baju rumah lalu berjalan kearah bakon kamarnya. Betapa
terkejutnya dia saat melihat Kai yang sudah menatapnya di balkon seberang sana.
Dengan cepat Kyungsoo langsung menutup korden balkon lalu menjatuhkan dirinya
ke tempat tidur.
“Pabbo! Kim Jongin Pabbo!”
.
“Kyungsoo..” Kibum membuka pintu rumahnya dengan gusar. Jam
dinding sudah menunjukkan pukul 2 malam tapi dia baru saja pulang dari Nagoya.
Jangan tanya dimana Siwon sang suami sekarang. Dia masih saja sibuk dengan
relasinya di Nagoya.
“Kyungsoo kau dimana sayang?” Kibum berjalan kearah kamar
Kyungsoo. ia sedikit tersentak saat melihat beberapa noda darah mengotori
lantai rumah dan jejeknya mengarah pada kamar Kyungsoo.
“Kyungsoo kau kenapa?” tanya Kibum saat melihat anaknya
tidur dengan tubuh yang bergetar hebat dan keringat yang bercucuran di seluruh
tubuhnya.
“Bummie.. Bummie..” Kyunsoo langsung memeluk tubuh ibunya
itu. Ia menangis sejadi-jadinya di pelukan Kibum.
“sst.. uljuma ada apa nak?” tanya Kibum sambil menatap wajah
anaknya itu. Tanpa sengaja tatapan Kibum mengarah pada leher Kyungsoo.
“Kyungsoo ini?” Kibum menyentuh salah satu luka yang berwarna keunguan di leher
Kyungsoo
“Akh.. appo Bummie.” Rintih Kyungsoo yang langsung membuat
Kibum tersadar atas apa yang telah terjadi dengan anaknya itu. Ia mengedarkan
pandangannya ke segala sudut kamar dan menemukan celana seragam Kyungsoo yang
sekarang berubah menjadi merah karena darah Kyungsoo.
“Ssst... eomma disini. jangan pikirkan apapun Ok? Eomma
selalu disini.” Kibum memeluk Kyungsoo posesife. Air mata turun dari kedua mata
indahnya.
“ Bummie, bisakah kau mengabulkan satu permintaanku?”
“Ne Chagi. Apa?”
“Bolehkan aku pindah ke Seoul dan tinggal bersama bibi
Jung?”
.
3 minggu kemudian.
Kai pov.
Sudah 3 minggu semenjak kejadian ‘itu’. Aku tidak pernah bertemu dengan Kyungsoo lagi. Entahlah, aku
merasa tidak punya nyali untuk menemuinya. Aku terlalu takut seandainya dia
akan menatapku dengan penuh kemarahan, kesedihan, kekecewaan, bahkan tatapan
kosong sekalipun. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksiku saat melihat
tatapannya yang sekarang. Aku takut sekali. aku takut dia meninggalkanku. Aku
takut dia membenciku. Aku takut..
“Oppa bisakah kita bicara? Kumohon untuk kali ini dengarkan
aku.” Aku menoleh kearah Krystal yang merengek sambil mencengkram lenganku.
Cih.. berani-beraninya dia menemuiku lagi setelah apa yang dia lakukan padaku.
Aku baru tahu beberapa hari setelah kejadian ‘itu’ bahwa Krystal rupanya
benar-benar selingkuh dengan seseorang yang bernama Taemin. Aku sungguh menyesal
karena tidak percaya pada Kyungsoo.
“Lepaskan! Kau tidak perlu menjelaskannya lagi. Aku sudah
tahu semuanya. Jadi bisakah kau pergi dari hidupku?” aku langsung
meninggalkannya yang terus berteriak memanggilku. Aku tidak peduli pada semua
orang yang memandangku dan yeoja jalang itu. Yang ingin kulakukan hanyalah
cepat sampai dirumah lalu menemui Kyungsoo.
Kai pov end
Author pov.
Kai berlari kearah rumah Kyungsoo setelah dia mengganti baju
seragamnya. Ia berhenti didepan pagar rumah Kyungsoo saat melihat seorang namja
cantik yang tengah menyiram tanamanannya.
“Do ahjumma.” Panggil Kai pada namja itu.
“Ah, Kai ada apa?” tanya Kibum sembari menghentikan
aktifitas menyiramnya.
“Apakah Kyungsoo ada dirumah? Aku ada perlu dengannya.”
Kibum terdiam mendengar penuturan Kai. Sementara Kai tetap bersabar menunggu
jawaban dari Kibum.
“Apa Kyungsoo tidak memberitahumu?” Kai telihat bingung saat
mendengar jawaban Kibum.
“Memberitahukan tentang apa ahjumma?”
“Dia pindah ke Seoul sekitar 2 minggu yang lalu.” Kai membatu
saat mendengar penuturan Kibum. Ia sungguh tidak percaya. Sesuatu yang
ditakutkannya kini menjadi kenyataan. Kyungsoo meninggalkannya.
“Kkau bercanda kan ahjumma?”
“Tidak. Dia benar benar pergi Kai. Dia pergi dengan membawa
semua traumanya karena seorang namja tak bertanggung jawab.”
Deg..
Jantung Kai seakan berhenti berdetak. Ia bisa membaca
pikiran Kibum lewat tatapannya. Tatapan menuduh.
“Kau yang melakukannya kan? Kau yang membuat Kyungsoo
kecilku menangis semalaman, kau yang membuat Kyungsooku terluka fisik maupun
psikisnya. Kau yang menghancurkan Kyungsooku kan?” tanya Kibum dengan nada
dinginnya.
“Ya. Aku yang melakukannya.”
“Untuk apa kau lakukan itu?”
“Aku hanya ingin dia menjadi seseorang yang... normal.” Kai
menundukkan kepalanya.
“Dan sekarang kau yang jadi tidak normal. Benar kan?” Kai
terdiam. Ya semenjak kejadian itu ah tidak. Sejak awal Kai memang sudah
mencintai Kyungsoo tapi dia sendiri berusaha menepis perasaan itu. “Kau yang
sekarang mencintai Kyungsoo.”
“Ya. Aku mencintainya.”
“Kalau begitu, kejar dia.” Kai menatap Kibum tak percaya.
Bukankah ia sudah menyakiti anaknya? kenapa sekarang...
“Aku paling tidak suka melihat seseorang bersedih apalagi
dia anakku. Dan kau sudah menjadi anakku Kai. Aku tidak ingin kau
berlarut-larut dalam penyesalan. Adan aku yakin, Kyungsoo juga pasti akan
sangat sedih berpisah denganmu.”
“Bolehkah?” tanya Kai lagi. Kibum mengangguk pasti.
“Arigatou Eomma.” Kai langsung memeluk Kibum dengan pagar
yang membatasi mereka. Kibum tersenyum sambil menepuk punggung Kai pelan.
“Aku percayakan Kyungsoo sepenuhnya padamu.”
.
TBC
.
Nah ini FF percobaan. Belum aku post di FFn soalnya gak tahu
ini bakal lanjut atau enggak. Maka dari itu kalo ada yang koment, aku bakal
post di FFn dan bakal aku lanjutin.
2 komentar:
HUWAAA LANJUT DONG AUTHOR-NIM AKU MOHOOON T_T
FF-nya DAEBAK,sayangnya aku baru nemu FF Ini,coba kalo di post di FFN ._.
Please lanjut ya? gak sabar *pake bangeeeet
HWAITING !! Ditunggu yaaa kelanjutannya ;)
ini di post di FFn kok... :)
Posting Komentar