‘Aku selalu
mengikutimu kemanapun kau pergi. Aku selalu disampingmu saat kau butuh
seseorang untuk kau jadikan sandaran. Aku tidak pernah menyerah untuk
mendapatkan cintamu. Tapi aku lelah terus berusaha untuk berjalan mendekatimu.
Aku lelah selalu mengikutimu dan terus mengharapkanmu. Sekarang
aku tidak mau lagi. Sekarang aku hanya ingin menatapmu yang berjalan semakin jauh. Aku menyerah.’
aku tidak mau lagi. Sekarang aku hanya ingin menatapmu yang berjalan semakin jauh. Aku menyerah.’
‘Aku benci saat
kau mengikutiku. aku benci saat mendengar suaramu yang terus memanggilku. Aku
benci saat menyadari hanya kau yang mau menjadi sandaranku saat aku lemah. Aku
tak akan pernah mempedulikanmu! Berhenti mengikutiku! tapi kenapa? Kenapa saat
aku merasakan kau tidak disampingku lagi, aku merasa sebagian hidupku hilang.
Saat aku menoleh ke belakang, aku melihat dirimu yang hanya diam sambil
menatapku hampa. Setitik cairan bening turun melewati pipimu. Hingga akhirnya
kau pergi dari hadapanku. Inilah yang paling aku benci dalam hidupku.
Kehilanganmu.’
.
Tired To Love You
.
Kyungsoo Pov.
Aku berjalan
pelan kearah Sekolahku. SM High School. aku sangat tidak sabar untuk bertemu
dengannya hari ini. Seseorang yang telah mengisi hari-hariku selama 2 tahun
ini.
“Kyungie!” Aku
menoleh saat mendengar seseorang meneriakkan namaku.
“Baekkie. Tumben
kau sudah datang.” Seorang namja manis berlari mendekatiku. Dia Byun Baekhyun,
sahabat baikku.
“hehe seperti kau
tidak tahu saja. aku belum mengerjakan tugas matematika yang di berikan Jung
songsaengnim, jadi...”
“Kau mau
mencontek punyaku. Benar?” Baekhyun mengangguk cepat. Sudah menjadi kebiasan
baginya untuk mencontek PR ku.
“Terserah kau
saja lah. Cepatkan sedikit langkahmu.” Aku menarik tangan Baekhyun agar kami
berdua sampai di kelas dengan cepat.
.
Author Pov.
Kyungsoo dan
Baekhyun masuk kedalam kelas dengan senyuman yang terpatri di wajah mereka.
“Chanyeollie~”
Baekhyun langsung berlari ke arah namja yang sedang merapikan bajunya.
“Heit.. STOP!!”
Baekhyun kontan menghentikan langkahnya dengan memasang wajah heran pada
Chanyeol.
“Wae?”
“Kau tidak lihat
aku baru saja merapikan baju, kalau kau memelukku nanti bajuku kusut lagi.”
Baekhyun mengerucutkan bibirnya mendengar alasan dari Chanyeol yang merupakan
namjachingunya.
Kyungsoo
mengedarkan pandangannya ke segala arah di kelas itu. Dan Binggo..
“Jongie~”
Kyungsoo menghampiri seorang namja berwajah tampan yang tengah memperhatikan
lapangan basket diluar sana.
“Hmm..”
“Kenapa kau cuek
begitu? Kau sedang lihat apa Jongie?” tanya Kyungsoo sambil mengikuti arah
pandangan namja bernama Kai itu. Sinar matanya meredup saat menyadari tatapan
Kai tertuju pada seorang yeoja cantik dengan rambut coklat panjang.
“Yuri noona.
Seperti biasa, dia terlihat bersinar.” Gumam Kai sambil terus memperhatikan
Yuri yang sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya.
“Apanya yang
bersinar? Tidak ada lampu disekitarnya.” Ucap Kyungsoo sambil menatap Kai
heran. Ia lalu menduduki kursinya yang berada tepat di belakang Kai.
“Dasar bodoh.”
Kai berdecih pelan setelah mendengar ucapan Kyungsoo.
.
Tet.. Tet.. (?)
Suara bel
istirahat itu bagaikan suara malaikat bagi penghuni kelas 11-C. Mereka segera
menghambur keluar kelas untuk menghilangkan penat mereka seusai pelajaran
Matematika yang nyaris membuat mereka terkapar tak bernyawa.
“Eh.. Jongie
kemana?” Kyungsoo menelusuri seluruh sudut kelas. Baru ia sadar, bahwa ia sudah
sendiri di kelas itu. Bahkan Baekhyun yang merupakan sahabatnya sudah
meninggalkannya dan memilih pergi kekantin dengan Chanyeol.
‘Mungkin dia di
atap seperti biasa.’ Kyungsoo meraih kotak makan siangnya lalu keluar dari
kelas itu. Ia menuju ke arah atap yang merupakan tempat kesukaan Kai.
Cklek..
Kyungsoo membuka
pintu atap itu dengan pelan. Ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Kai
sedang duduk menyandar pada dinding pembatas. Kyungsoo segera mendekati Kai
yang masih saja terdiam sambil memandang langit.
“Jongie...”
Kyungsoo memanggil nama Kai dengan lemah lembut. Berharap namja tampan itu akan
menoleh padanya. Tapi hasilnya nihil. Kai tetap tidak bergeming.
Kyungsoo
memutuskan untuk duduk disamping Kai lalu memandang langit yang tak terlalu
biru karena tertutup oleh awan putih.
“Mau apa kau
kesini?” Kyungsoo menoleh ke arah Kai.
“Bukankah setiap
hari aku selalu kesini? Bukankan setiap hari aku selalu menemani Jongie disini?”
tanya Kyungsoo sambil menatap wajah Kai yang terlihat sangat dingin.
“Aku tidak butuh
kau.”
“Tapi aku butuh
Jongie.”
“Aku tidak
menyuruhmu untuk membutuhkanku.”
“Tapi hatiku
menyuruhku untuk membutuhkan Jongie.” Sedetik setelah perkataan Kyungsoo, Kai
berdiri lalu berjalan meninggalkan Kyungsoo.
Grep..
Kai menoleh. Ia
melihat Kyungsoo menahan tangan Kai.
“Paling tidak
Jongie butuh makan siang.” Kyungsoo mengangkat kotak bekalnya sambil memasang
senyum termanis yang pernah ia punya. Tapi senyuman itu tidak cukup untuk
membuat Kai yang sedingin es, meleleh dan tenggelam dengan Kyungsoo.
“Ayo duduk lagi.”
Kai hanya menurut karena dia tahu, berontakpun tidak akan berhasil lolos dari
namja bermata bulat itu.
“Hari ini bento
jepang. Ayo kita makan sama-sama.” Kyungsoo menyodorkan sumpit kearah Kai. Kai
menerima sumpit itu tanpa ada senyuman dari wajahnya.
“Itadakimasu.”
Kyungsoo menangkupkan kedua tangannya sejenak lalu mulai memakan bento yang ada
di depannya. Sedangkan Kai hanya menatap makanan itu datar tapi tetap
memakannya. Mereka makan dengan diam tanpa ada yang memulai pembicaraan.
“Enak tidak? Aku
buat sendiri loh.” Ucap Kyungsoo memecahkan kesunyian diantara mereka. kai
mengangguk pelan sambil terus memakan bento Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum manis
melihat Kai yang memakan bentonya.
“Kenapa kau
memandangiku seperti itu?” tanya Kai saat menyadari Kyungsoo yang
memandanginya.
“Saranghae Kim
Jongin.”
“Kenapa kau tidak
pernah menyerah mengharapkan cintaku?”
“Karna aku belum
dan tidak akan lelah mencintaimu.”
.
“Jongie hari ini
kau mau latihan dance lagi?” tanya Kyungsoo sambil terus mengikuti Kai yang
berjalan di koridor sekolah yang telah sepi. Kai semakin mempercepat langkahnya
saat dia hampir sampai di ruangan dance.
Cklek..
“Annyeong..” Sapa
Kai pada seluruh member Dance club di sekolah itu.
“Annyeong Kai.”
Jawab seorang yeoja yang satu-satunya menjawab salam dari Kai.
“Wah.. Kyungsoo
ikut lagi ya?” Seorang namja berkulit putih pucat mendekati Kyungsoo yang ada
di belakang Kai. Sontak Kai menoleh kebelakang saat mendengar perkataan namja
berkulit putih itu. Dia memandang Kyungsoo tak percaya.
“Kenapa kau ikut
kesini?” tanya Kai pada Kyungsoo yang wajahnya dimainkan oleh Sehun.
“Tidak apa-apa.
Aku malah senang Kyungsoo ikut kesini. Iya kan Kyungsoo?” tanya Sehun sambil
merangkul bahui Kyungsoo.
“Ne. aku ingin
melihat Kai latihan seperti biasa.” Ucap Kyungsoo dengan senyuman yang manis di
wajahnya.
“Baiklah. Baiklah
ayo kita mulai latihannya. Sehun berhenti mengganggu Kyungsoo!” Ucap Yuri yang
sedari tadi memasang tampang masam. Semntara Sehun mendesah kecewa karena harus
menghentikan kegiatannya yaitu memainkan wajah Kyungsoo yang sebenarnya sudah
mulai merah-merah.
Dan sedetik
kemudian alunan musik terdengar mengiringi gerakan-gerakan dance mereka.
“Saranghae Kim
Jongin.”
.
“Hey kenapa kau
mengikutiku terus sih?” Kyungsoo tersentak kaget saat tiba-tiba Kai menoleh ke
arahnya. Mereka ada di depan rumah Kai sekarang.
“Karna aku
ingin.” Jawab Kyungsoo sambil lagi-lagi menunjukkan senyumannya.
“Apa kau tidak
lelah mengikutiku? rumahmu kan sudah lewat beberapa blok.”
“ Aku tidak akan
pernah lelah. Aku kan mencintaimu. Saranghae Kim Jongin.”
“Ah terserahlah.”
Kai langsung meninggalkan Kyungsoo masuk kedalam rumah.
“Saranghae Kim
Jongin.”
.
“Hei kau pulang
dengan Kyungsoo lagi?” Kai menoleh ke arah kakaknya yang sedang mengitip
Kyungsoo dari jendela.
“Memang kenapa?
Kau naksir padanya? Ingat kau punya Lay gege.”
Ucap Kai sambil terus berjalan ke arah kamarnya yang ada di lantai 2.
“Mungkin saja aku
menyukainya. Dan bisa juga aku meninggalkan Lay untuknya. Dari pada dia
denganmu. Aku yakin dia akan sengsara.”
“Kau Gila!”
BRAK...
“Kau yang gila.
Mana mungkin aku meninggalkan Lay kesayanganku.” Suho memandang pintu kamar Kai
yang baru saja dibanting oleh pemiliknya lalu mengalihkan pandangannya pada
Kyungsoo yang belum beranjak dari tempatnya yang tadi. “Kasihan sekali
Kyungsoo. bagaimana bisa dia mencintai adikku yang dingin ini.”
.
“Aku pulang.”
“Kau sudah pulang
Kyungsoo. ayo cepat makan.” Sambut nyonya Do dari dapur.
“Aku mau mandi
dulu umma.” Ucap Kyungsoo sambil melepaskan sepatunya lalu meletakannya di rak
sepatu.
“Ya sudah. Cepat
mandi lalu kita makan bersama.” Kali ini suara tuan Do yang terdengar.
“Ne Appa.”
Setengah jam
kemudian...
“Ayo kita makan.”
Ucap Nyonya Do saat melihat Kyungsoo yang sudah datang dengan rambut basah.
Keluarga hangat
itu mulai menyantap makanan mereka dengan diam.
“Kyungsoo kau
mengantar Kai lagi hari ini?” tanya umma Kyungsoo memecah keheningan diantara
keluarga itu.
“Ne umma.”
“Apa kau tidak
lelah mengantarnya terus? Bukankah kalian belum resmi jadian?” tanya appa
Kyungsoo.
“memang belum
appa. Maka dari itu aku akan berusaha hingga dia bisa membalah perasaanku.
Pasti dia akan membalasku. Aku yakin sekali.” ucap Kyungsoo sambil terus
memakan makanannya dengan lahap. Umma dan Appa Kyungsoo saling berpandangan
sejenak.
“Terserah padamu
Kyungsoo. jika itu membuatmu senang tidak masalah kau terus mengejar Kai.” Umma
Kyungsoo menatap putra semata wayangnya dengan lembut.
“Tapi jika kau
sudah tidak kuat, kau hentikan saja. karena bisa menyakiti kalian berdua.” Ucap
appa Kyungsoo.
“Ne Appa, Umma.
Lagi pula aku pasti kuat mencairkan hati Kai yang bak es itu kok.” Kyungsoo
tersenyum lagi.
“Kami yakin kau
akan melakukan yang terbaik untuk hidupmu, Kyungsoo. semangat ne!”
“Gomawo umma.”
.
.
“Ha! Bagaimana
bisa Yuri Noona masuk kelas masak?” Kyungsoo tampak kaget saat Baekhyun memberi
tahunya bahwa Yuri masuk kelas memasak.
“Aku tidak tahu.
Ryeowook songsaengnim yang menerimanya.” Ucap Baekhyun dengan tampang gusarnya.
“Kenapa orang
yang bodoh dalam memasak malah diterima di klub memasak sih?” gumam Kyungsoo.
“Ah.. Dia
datang.” Ucapan Baekhyun membuat Kyungsoo langsung menoleh kearah pintu masuk.
Yuri sudah berdiri dengan anggun disana.
“Annyeong haseo.”
Yuri membungkukkan badannya 90 derajat.
“Baiklah semua.
Aku minta perhatiannya. Mulai hari ini Yuri akan menjadi bagian dari kita. Jadi
semoga kalian semua bisaberteman baik dengannya ne~” ucap Ryeowook lalu
meninggalkan ruangan itu.
Sementara itu Kai
memperhatikan tingakah Yuri yang kualahan dalam memasak dari balik pintu.
Sesekali ia terkekeh saat melihat Yuri yang manyun-manyun karena instruksi dari
Kyungsoo tidak bisa dia ikuti.
.
“Kai tahu tidak,
Yuri noona masuk kelas memasak loh.” Celoteh Kyungsoo saat dia menemani Kai
pulang.
“Aku tahu.”
“Dan apakah kau
tahu? Dia sangat menyusahkan. Masa menggoreng telur saja tidak bisa.” Kyungsoo
menggembungkan pipinya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
“Makanya ajari
dia.” Ucap Kai sambil sedikit mengembangkan senyumnya. Kyungsoo yang melihat
senyuman di wajah Kai langsung berlonjak kegirangan.
“Ya Jonggie. Kau
terseyum? Kau tersenyum?”
“Memangnya kenapa
kalau aku tersenyum? Tidak boleh?”
“T-Tidak hanya
saja ini fenomena langka.”
“Kau kira aku ini
apa? Manusia es yang hanya bisa berwajah datar?”
“Kau memang
manusia es.” Seketika langkah Kai terhenti.
“Eh.. aku salah
bicara ya? Mianhae.” Kyungsoo mendekati Kai lalu menggoyang-goyangkan lengan
kokoh itu.
“Sudahlah. Aku
mau masuk dulu.” Tanpa mereka berdua sadari, mereka telah sampai di depan rumah
Kai.
“Jongie Mianhae!
SARANGHAE KIM JONGIN!” Teriak Kyungsoo saat Kai sudah masuk ke dalam rumahnya.
“YA! DIAM KAU!”
Kyungsoo hanya terkekeh pelan saat mendengar teriakan Kai dari dalam rumah.
Kini tatapannya beralih pada jendela depan rumah Kai. Ia bisa melihat seorang
namja berwajah malaikat dan namja dengan lesung pipi tersenyum padanya.
Kyungsoo membalas senyuman mereka sambil melambaikan tangannya. Ia tahu, itu
kakak Kai dan calon kakak ipar Kai. Semenjak orang tua Kai bercerai, Lay yang
hidup sendirian di Korea memutuskan untuk tinggal bersama Suho dan Kai. Ya,
bercerai.
.
Kai menyandarkan
tubuhnya ke dinding pembatas atap sambil memejamkan matanya dan menikmati
hembusan angin yang menerpa wajahnya. Ia paling suka kesunyian seperti ini.
Cklek..
Suara pintu atap
yang terbuka menyapa pendengaran Kai. Ia sedikit berdecih karena ia tahu itu
adalah Kyungsoo.
“Kai.” Kai membuka
matanya mendapati Yuri yang berlari menujunya. ‘Bagaimana Yuri noona bisa tahu aku disini?’ batin Kai.
“Ada apa noona?”
tanya Kai sambil terus berusaha menyembunyikan suara detakan jantungnya yang
tidak beraturan.
“Maukah kau
mencoba ini? Ini kue buatanku sendiri loh.” Yuri duduk dihadapan Kai sambil menyodorkan
sekotak kue coklat kering kearah namja berkulit tan itu.
“Ah gomawo noona.
Boleh aku makan sekarang?” tanya Kai sambil menatap kue itu dengan antusias.
“Tentu saja. ayo
dimakan.” Yuri menatap Kai yang mulai membuka kotak kue itu.
Kai menggigit kue
itu lalu mengunyahnya.
Cklek..
“Jong-”
“Bagaimana rasanya
Kai?” tanya Yuri dengan penuh harap. Wajah Kai berubah seketika saat dia
merasakan rasa dari kue itu.
“T-tidak enak ya?
Maaf.” Yuri menundukkan wajahnya dalam.
“T-tidak. Ini
sangat enak. Sungguh.” Kai mengambil lagi kue coklat itu lalu memakannya.
“Benarkah?
Syukurlah kalau begitu. Aku akan buatkan lagi saat valentine nanti.” Yuri
tersenyum begitu juga dengan Kai.
‘kenapa rasanya
familiar sekali? kenapa rasanya seperti-‘ batin Kai terus bergejolak.
Sementara itu
Kyungsoo menatap mereka berdua dari kejauhan. Ia menggunggam kotak bekalnya.
Setitik air matanya turun melewati pipi. Hatinya serasa di sayat-sayat saat
melihat Kai yang tersenyum dengan mudahnya didepan Yuri. Sementara Kyungsoo
saja yang selalu berusaha membuat Kai tersenyum sering kali kecewa karena bocah
es itu tidak kunjung tersenyum.
Kyungsoo terus
memperhatikan mereka. lalu pandangannya tertuju pada sekotak kue kering yang
ada di tangan Kai. Kue coklat itu...
.
Kyungsoo
mengobrak-abrik ruang memasak. Ia mencari-carikue coklat yang tadi pagi di
sempat buat untuk Kai.
“Aish kemana
kueku? Tadi aku letakkan dimeja.”setelah melihat kejadian Yuri-Kai di atap
tadi, tiba-tiba Kyungsoo ingat dengan kue coklat yang tadinya mau dia berikan
pada Kai.
“Kyungsoo kau
cari apa?”Kyungsoo menoleh ke belakang dan mendapati Xiumin yang memandangnya
heran.
“Kau lihat kue
coklat yang disini tidak?” tanya Kyungsoo sambil menunjuk meja.
“Owh bukannya itu
kuenya Yuri noona? Tadi dibawa sama dia. Ah sudah ya ini hampir malam. Aku mau
pulang dulu. Annyeong Kyungsoo. oh iya tolong matikan kompor itu ya. Aku baru
selesai menggoreng tadi.” Xiumin keluar dari ruang memasak. Bisa dilihat bahwa
diluar ruangan sudah ada Chen yang menunggunya.
Kyungsoo terduduk
di kursi. Ia kehilangan kesempatan untuk melihat senyuman Kai hari ini. Ya, Kue
itu adalah salah satu cara paling ampuh agar Kyungsoo bisa melihat senyuman Kai
untuknya. Ia masih sangat ingat saat pertama kali mereka bertemu, Kyungsoo
memberikan kue itu pada Kai. Dan Kai langsung tersenyum saat memakan kue itu.
Grek..
Kyungsoo menoleh
ke arah pintu. Yuri masuk dengan wajah yang berseri-seri. Kyungsoo mendekati
Yuri.
“Yuri Noona apa
kau kue coklat yang tadi siang ada di sini?” tanya Kyungsoo.
“Owh kue itu?
Tadi aku melihat kue tergeletak begitu saja jadi aku ambil dan aku berikan pada
Kai. Dia sangat suka dengan kue itu.” Mata Kyungsoo membulat mendengar
penuturan Yuri.
“K-kenapa noona
mengambilnya? Itukan milikku.” Kyungsoo berusaha menahan air matanya yang sudah
menggenang di pelupuk mata.
“Jadi itu
milikmu? Sudahlah, lagipula kau kan pintar memasak kau bisa membuatnya
kapan-kapan.” Jawab Yuri dengan santai.
“Kenapa kau
lakukan itu?” air mata Kyungsoo sudah jatuh.
“Ah.. kau cengeng
sekali. hanya begitu saja menangis.” Yuri hendak keluar dari ruangan itu saat
melihat asap abu-abu dari arah kompor di tengah ruangan.
“YA! Apa yang
kaulakukan?! Kenapa sampai berasap begitu?” dengan segera Yuri berlari kearah
kulkas dan mengambil es batu. Ia mendekati wajan yang sudah banyak berasap.
‘Owh bukannya itu kuenya Yuri noona? Tadi
dibawa sama dia. Ah sudah ya ini hampir malam. Aku mau pulang dulu. Annyeong
Kyungsoo. oh iya tolong matikan kompor itu ya. Aku baru selesai menggoreng
tadi.’ Sekelebat ucapan Xiumin terngiang di pikiran Kyungsoo. MINYAK!!
“YURI JANGAN!!”
Terlambat.. Yuri terlanjur memasukkan es batu ke dalam minyak panas (Ni orang
bodo banget yah!!)
SRASH..
DUAK..
SPLASH..
(ni suara apaan
sih? Authornya GJ banget)
“ARGH!!”
BRAK...
Pintu itu di buka
paksa oleh seseorang.
“Yuri Noona!”
orang itu mendekati Yuri yang merintih kesakitan karena punggungnya terbentur
tembok dengan keras karena di dorong Kyungsoo tadi. Kyungsoo tidak berniat
jahat. Ia hanya ingin menyelamatkan Yuri dari minyak panas itu.
“K-Kai.” Yuri
merintih kesakitan sambil memegangi pingangannya.
“Gwenchana
Noona?” tanya Kai panik. Yuri menunjuk ke arah Kyungsoo. Kyungsoo yang
terduduk, sedang merintih kesakitan sambil memegangi kaki kirinya.
“Dia yang
membuatku seperti ini Kai.” Kai memandang Kyungsoo tak percaya. Ia mendekati
Kyungsoo.
“APA YANG KAU
LAKUKAN PADA YURI HAH?!”
PLAK...
Kai menampar
Kyungsoo dengan sangat keras hingga namja bermata bulat itu kini jatuh terkapar
di lantai.
“Ayo Noona kita
pergi.” Kai mengangkat tubuh Yuri. Menggendongnya ala bridal style meninggalkan
ruangan yang gelap itu.
Ya ruangan yang
gelap. Dan karena itu pula, Kai tidak bisa melihat Kyungsoo menangis dan
merintih sambil memeganggi kaki kirinya. Kai tidak bisa melihat bahwa kaki kiri
Kyungsoo melepuh kerena tersiram minyak panas. Kai tidak bisa melihat luka di
sakit hari Kyungsoo yang semakin hari semakin lebar.
Kyungsoo terus
merintih. Ia masih terkapar di lantai ruang masak yang dingin. Seluruh tubuhnya
serasa sakit hingga tidak bisa digerakkan barang se sentipun.
“Mianhae.. hiks..”
Brak..
“Kyungsoo!”
Kyungsoo sedikit menongakkan kepalanya saat mendengar seseorang memanggilnya.
“H-Hun..” rintih
Kyungsoo pelan.
“KYUNGSOO! Ya
Tuhan kau kenapa?” Chanyeol berlari mendekati Kyungsoo yang terkapar di lantai.
Baekhyun dan Sehun yang mendengar teriakan Chanyeolu pun langsung mendekat.
“KYUNGSOO!”
“B-Baek, C-Chan,
Hun.. Appo...” rintih Kyungsoo sambil memegangi kaki kirinya. Sontak Baekhyun
dan Chanyeol mendekat ke arah kaki kiri Kyungsoo sementara Sehun menjaga agar
kepala Kyungsoo tidak lagi menyentuh lantai yang dingin (Ngerti maksudnya gak??
Klo gak ya sudah#Plak)
Baekhyun
menggulung celana panjang Kyungsoo keatas.
“K-Kakimu melepuh Kyungsoo. Sehun gendong Kyungsoo ke
UKS!” perintah Bekhyun yang langsung mendapatkan anggukan dari Sehun. Mereka
bertiga berlari melewati koridor yang sudah sepi karena sekarang memang sudah
malam.
“Baringkan dia!
Biar aku cari obat luka bakar dulu.” Chanyeol segera menggeledah kotak P3K UKS
itu. Setelah mendapatkannya Chanyeol langsung mendekat ke arah Kyungsoo,
Baekhyun dan Sehun.
“Baekhyun kau
pegangi kaki kiri Kyungsoo agar tidak banyak bergerak! Sehun kuatkan Kyungsoo!
Ini akan sedikit sakit.” Ucap Chanyeol.
Baekhyun segera
melakukan apa yang di perintahkan oleh Chanyeol. Begitu pula dengan Sehun.
“Hyung gigit
ini.” Sehun memberikan sapu tangannya pada Kyungsoo. dan Kyungsoo langsung
menggigit sapu tangan itu.
Chanyeol segera
memulai pertolongan pertamanya. Dia sedikit tahu tentang ilmu kedokteran karena
orang tuanya adalah seorang dokter.
“UNGH!!” Kyungsoo
menjerit tertahan saat merasakan sakit yang luar biasa di kakinya.
Sehun mengenggam
tangan Kyungsoo erat. Berusaha menyalurkan kekuatannya pada Kyungsoo. sementara
Baekhyun mengalihkan pandangannya pada tembok sambil terus memegangi kaki
Kyungsoo.
Dan malam itu
menjadi malam yang panjang untuk mereka ber-4 (?)
.
Pagi ini kelas
11-C terlihat lebih sepi. Baekhyun dan Chanyeol yang biasanya akan
berteriak-teriak di pagi hari, kini hanya diam membisu di meja mereka
masing-masing.
Kai yang baru
saja datang langsung berjalan menuju tempat duduknya. Dia hanya diam memandang
lapangan. Menunggu Yuri yang mungkin akan datang beberapa saat lagi. Dan benar
saja. beberapa saat kemudian Yuri datang dengan seorang namja disampingnya. Kai
menatap mereka berdua dengan tajam. Namun kedunya tidak menyadari tatapan Kai
karena terlalu asik berbincang.
Teng.. Teng..
Bel masuk
berbunyi. Dan Kyungsoo belum juga menunjukkan dirinya.
Jelas saja
Kyungsoo tidak akan masuk hari ini. Kakinya melepuh lumayan parah. Walau hanya
sedikit bagian yang melepuh. Maksudnya sedikit bagian yang melepuh. Tapi
melepuhnya parah. Nah gitu deh sekiranya...
.
Kyungsoo menatap
langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Ia masih ingat bagaimana Kai
membentaknya, bagaimana Kai menamparnya. Semua terasa sangat sakit bagi
Kyungsoo.
“Kyungsoo. Appa
dan Umma mau pergi ke Goyang menjenguk nenekmu. Kau jaga rumah ne. jangan
kemana-mana kakimu belum sembuh benar. Arra?” tiba-tiba umma Kyungsoo masuk ke
dalam Kyungsoo.
“Ne umma.”
“Baiklah appa dan
Umma berangkat dulu. Sampai jumpa lagi. Suatu hari nanti.” Nyonya dan Tuan Do
mengecup pucuk kepala Kyungsoo secarang bergantian.
.
Sekarang Yuri dan
Kai tengah berdua di atap.
“Kai kau mau
bilang apa?” tanya Yuri.
“A-Aku..
A-aku..”Kai yang biasanya sedingin es rupanya bisa gugup juga ternyata.
“Kenapa kau gugup
begitu? Bilang saja.”
“A-Aku menyukaimu
noona. Maukah kau jadi yeojachinguku?” tanya Kai sambil menatap mata Yuri. Yuri
terkejut saat Kai mengatakan hal itu.
“M-maaf Kai aku
tidak bisa. Aku sudah punya namjachingu. Maafkan aku.” Setelah meminta maaf,
Yuri segera berlari meninggalkan Kai yang masih mematung di tempatnya. Setitik
air mata turun melalui pipinya.
Bruk..
Kai jatuh
terduduk. Jadi selama ini Yuri hanya mempermainkannya? Hah, lucu sekali.
Sekelebat bayangan
Kyungsoo muncul diotaknya. Biasanya di saat seperti ini..
Flashback.
“Hiks.. Hiks..”
Kyungsoo sedikit tersentak saat mendengar suara isakan saat ia membuka pintu
atap. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah.
“Jongie kau
kenapa?” Kyungsoo segera berlari ke arah Kai yang menangis sambil memeluk
lututnya. Salah satu tangannya mengenggam hanphonenya dengan erat.
“Hei kau kenapa?
Ayo cerita padaku.” Kyungsoo mengusap-usap punggung Kai.
Grep..
Kyungsoo yang
tidak kuat melihat Kai menangis segera membawa namja berkulit tan itu ke dalam
pelukannya.
“Uljuma ne~
Jangan menangis.” Kyungsoo mengusap rambut Kai.
“Hiks.. Hiks..”
Tangisan Kai semakin menjadi. Tapi sekarang Kai telah membalas pelukan
Kyungsoo.
“Hey kenapa malah tambah keras?” Kyungsoo mengeratkan pelukannya.
“Hey kenapa malah tambah keras?” Kyungsoo mengeratkan pelukannya.
“Mereka..”
Kyungsoo melepaskan pelukannya saat mendengar Kai berbicara.
“Ya. Mereka
kenapa? Mereka siapa?”
“Mereka bercerai.
Hiks..” seketika tubuh Kyungsoo menegang.
“Sttt.. semua
akan baik-baik saja.”
“Mereka
meninggalkanku hiks.. dan Suho Hyung.” Kyungsoo mengusap air mata yang sedari
tadi mengalir di pipi Kai.
“Tapi aku tidak
akan pernah meninggalkanmu. kau masih punya aku disini. saranghae Kim Jongin.”
Dan sejak saat
itu, Kai selalu menjadikan Kyungsoo sebagai sandarannya walaupun namja berkulit
tan itu tetap saja bersikap dingin.
Flashback off.
2 minggu
kemudian... (Maaf alurnya kecepetan banget.)
Kyungsoo sudah
masuk ke sekolah seperti biasa sejak 1 minggu yang lalu. Namun hubungan
Kyungsoo dan Kai belum membaik sama sekali. padahal Kyungsoo sudah bersikap
seperti biasa pada Kai. Mengajaknya makan siang bersama, pulang bersama tapi
saat itu pula Kai akan menghindari Kyungsoo. entah apa yang membuat namja
berkulit tan itu terus mendiamkan Kyungsoo.
“Jongie. Hari ini
aku tidak bisa pulang bersamamu. Aku ada tugas yang harus diselesaikan hari ini
juga. Mianhae.” Ucap Kyungsoo.
“Siapa juga yang
mau pulang bersamamu.” Decih Kai yang tentu saja membuat Kyungsoo sakit hati.
Tetapi Kyungsoo hanya bisa tersenyum.
Kai meninggalkan
kelas itu. Ia memutuskan untuk berlatih dance saja di ruang dance dari pada
harus dirumah dan mendengarkan suara-suara tidak jelas dari kamar Suho.
.
“Baekkie lebih
baik kau pulang duluan saja. ini sudah sangat larut.” Ucap Kyungsoo saat
melihat Baekhyun yang mulai mengantuk.
“Tapi kau
bagaimana?” tanya Baekhyun
“Aku tidak
apa-apa. Biar aku saja yang kerjakan ini.”
“Kau yakin?”
Kyungsoo mengangguk pasti.
“Baiklah aku
pulang dulu ne. Kau hati-hati disini.” Ucap baekhyun sambil berjalan ke arah
pintu.
“Iya. Aku akan
baik-baik saja kok.”
“Sekali lagi
hati-hati ne.” Kyungsoo hanya mengangguk.
Dan saat ini
ruangan itu menjadi sunyi. Karna tidak ada lagi yang bisa Kyungsoo aja bicara.
Grek...
“Apakah ada yang
yang tertinggal baekki?” tanya Kyungsoo tanpa menoleh kearah pintu.
“Aku bukan
Baekki.” Kyungsoo menoleh. Ia menatap namja didepannya itu dengan bingung.
Namja itu berpakaian serba hitam dengan tinggi yang menjulang. Di belakangnya
ada seorang namja lagi yang lebih pendek dari namja pertama.
“K-kalian siapa?”
Kyungsoo berdiri dari duduknya saat kedua namja itu mulai mendekat kearahnya.
Blam..
Tiba-tiba lampu
kelas itu padam. Tubuh Kyungsoo mulai berkeringat dingin.
“Tidak penting
siapa kami. Yang penting adalah...” namja pertama itu menyeringai saat melihat
Kyungsoo sudah ada di pojok kelas. Walaupun lampu telah mati, tapi kedua matanya
tengah awas mengawati tingkah Kyungsoo.
“Bagaimana kami
bisa menikmatmu dengan cepat.” Lanjut namja kedua.
.
“Hah..hah..hah..”
Kai terduduk di lantai ruang dance. Tubuhnya penuh dengan keringat sekarang. Ia
melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam.
Kai mengambil
tasnya lalu pergi dari ruang dance. ‘Mungkin
cukup untuk hari ini’
Kai berjalan
tenang melewati koridor sekolah.
“ARGH APPO!!”
“Diam.”
“appo...hhh..”
“Diam! Oh
tight...”
“Ah.. hiks..”
Kai berhenti
sejenak di depan kelas 11-C. Dia menajamkan pendengarannya.
“Cih.. berani
sekali mereka melakukanya di sekolah.” Kai kembali menlanjutkan tangkahnya. Ia
tak mempedulikan suara-suara aneh itu.
“J-Jong..hh..”
Kai kembali berhenti. Ia menolehkan kepalnya ke arah kelas. Dari celah pintu
yang sedikit terbuka, Kai bisa melihat seorang namja manis menatapnya dengan
tatapan mengharap.
“K-kyungsoo.” Kai
menatap namja manis itu tak percaya. Ia hanya membeku di tempatnya tanpa
melakukan apapun. Memperhatikan semua perlakuan kedua orang asing itu pada
Kyungsoo yang terus berteriak kesakitan.
‘apa aku harus membantunya?’ pikiran itu
terus berkecambuk di dadanya.
‘tidak usah. Kyungsoo kan bukan siapa pun
bagi ku.’ Sungguh demi apapun. Setiap orang yang bisa mendengar kata hati
Kai ini pasti akan menghajar namja berkulit tan itu karena dia sama sekali
tidak punya hati.
Kai kembali
berjalan dan seakan menulikan pendengarannya dari suara-suara yang di hasilkan
oleh aktifitas Kyungsoo dan 2 orang asing itu.
.
Kyungsoo pov.
SHIT. Argh sakit
sekali. seluruh tubuhku serasa remuk setelah kedua namja brengsek itu
‘menyentuh’ku.
Aku menerawang
kembali saat-saat aku diperkosa oleh mereka. mereka yang memaksaku, mereka yang
merobek seragam atasanku dan...
Saat aku melihat
Kai yang hanya diam memandangku dengan tatapan dinginnya. Kenapa dia tidak
menolongku? Kenapa dia hanya diam dan tak bergerak sama sekali? apa dia tidak
peduli denganku? Hah dasar bodoh! Kai memang tidak pernah peduli padamu!
“T-Tidak akan
pernah.. Hiks..”
“Hiks..” Aku
memeluk lututku sendiri. Berusaha meredam suara tangisku yang mungkin akan
semakin keras. Aku butuh seseorang sekarang. Aku membutuhkan seseorang untuk
jadi sandaran sekarang. Orang tuaku.
Aku melangkah
mendekati tasku yang sudah tergeletak dilantai. Aku harus pulang sekarang
sebelum malam semakin larut.
.
Author pov.
Kai berjalan
pelan. Sangat pelan. Bagaikan sebuah film. Ingatan Kai tentang Kyungsoo yang
selalu menemani hari-harinya kini berputar kembali. Saat Kyungsoo memanggil
namanya, saat Kyungsoo makan siang bersamanya di atap, saat Kyungsoo tertawa,
saat Kyungsoo selalu ada untuknya, saat Kyungsoo mengatakan bahwa dia
mencintainya, dan..
Wajah Kyungsoo
yang penuh dengan air mata beberapa menit yang lalu.
Tubuh Kai membeku
karena pikirannya sendiri. Kyungsoo yang selama ini..
“ANI!”
Drap..
Drap..Drap..
Suara kaki Kai
menggema di seluruh koridor. Ia berlari kencang menuju kelasnya. Kyungsoo.
dipikirannya hanya Kyungsoo.
Brak..
“KYUNGSOO!” Kai
menyalakan lampu kelas itu dengan terburu-buru. Ia mengedarkan pandangannya ke
seluruh kelas itu.
Kosong...
Kai mendekati
tempat dimana ia melihat Kyungsoo diperkosa oleh 2 orang asing tadi. Ia menihat
sobekkan-sobekkan seragam putih Kyungsoo yang sudah ternodai dengan ‘cairan’
dan beberapa bercak darah.
“Apa aku
terlambat?”
.
Kai berjalan
gontai melewati lapangan sekolah. Kepalanya menunduk dalam.
“Apa kalian sudah
melakukan yang kuperintahkan?” sayup-sayup Kai bisa mendengar suara seorang
yeoja dari arah semak semak.
“Tentu Yuri.
Apapun yang kau inginkan akan selalu kulakukan.” Jawab seorang namja bertubuh
tinggi.
“Bagus. Dengan
begini dendam masa laluku bisa terbalaskan. Rasakan itu Do Kyungsoo.” Sesaat
kemudian ke tiga orang itu tertawa bersama-sama
“Apa maksudnya
ini?” tawa Yuri dan kedua namja itu terhenti saat tiba-tiba Kai muncul diantara
mereka.
“K-Kai.” Yuri
menatap Kai dengan tidak percaya.
“Apa yang kalian
Lakukan pada KYUNGSOO?!”
“Ah.. slow man.
Aku hanya ingin membalaskan dendamku masa lalu saja kok.” Ucap Yuri yang
tiba-tiba berubah menjadi tenang.
“Balas dendam
katamu?”
“Ya semua yang
kulakukan selama ini hanyalah balas dendam. Termasuk mempermainkanmu Kai.” Yuri
tersenyum licik kearah Kai.
“K-Kau.”
“Aku tidak punya
banyak waktu. Sampai jumpa Kai.” Yuri melangkah pergi dari hadapan Kai bersama
dengan kedua namja itu.
“Ah tunggu. Dan
kejadian di ruang memasak itu. Semua aku yang rencanakan. Bahkan rencana itu
lebih mulus dari apa yang aku bayangkan. Kau tahu? Saat kau menampar Kyungsoo
saat kau membenci Kyungsoo. semua aku yang merencanakan. Yang yang paling
hebat, dia terluka lumayan parah karena terkena minya panas. Owh kasihan sekali
dia. Ckckck.” Seperti biasa. Kai lagi-lagi hanya bisa membeku di tempat tanpa
bisa berbuat apa-apa.
.
Cklek..
Kyungsoo membuka
pintu rumahnya dengan susah payah. Jalannya tertatih karena merasakan sakit
yang luar biasa di bagian holenya.
Kyungsoo berjalan
menuju kamarnya yang ada di lantai 2.
“Appa umma belum
pulang ternyata.”
Kring... Kring..
Kyungsoo menoleh
kearah telepon yang berdering. Kyungsoo berjalan menuju telepon itu dengan
pelan.
“Yeoboseo...”
“....”
“Benar. Ini
keluarga Do.”
“....”
“Anda..
b-bercanda kan?”
“...”
Trak..
Gagang telepon
itu lepas dari genggaman Kyungsoo. tubuh Kyungsoo merosot. Bagaikan
tulang-tulangnya tak bisa menahan bobot tubuhnya lagi. Kyungsoo menangis keras.
Sangat keras.
“Appa.. Umma..
Hiks..”
“Jangan...
Pergi..”
.
1 minggu
kemudian...
Kai menatap gusar
tempat duduk di belakangnya. Sudah seminggu setelah kejadian itu Kyungsoo tidak
masuk sekolah. Dan Kai mulai khawatir dengan keadaan Kyungsoo.
“Baekhyun kau
tahu kenapa Kyungsoo tidak masuk 1 minggu ini?” tanya Kai saat istirahat.
Baekhyun memandang Kai tak suka.
“Chanyeol ayo
kita ke kantin. Aku sudah lapar.” Baekhyun menarik tangan Chanyeol keluar kelas
tanpa mempedulikan pertanyaan Kai.
“Dia kenapa sih?
Lebih baik aku tanya Sehun.” Kai mendekati Sehun yang tengah membaca novelnya.
“Sehun kau tahu
kemana Kyungsoo akhir-akhir ini?” tanya Kai. Sehun diam menatap Kai.
“Kau bahkan baru
peduli pada Kyungsoo saat dia tidak di dekatmu lagi. Tapi dulu? Saat Kyungsoo
selalu didekatmu kau tidak pernah peduli.” Kai terdiam.
“Sudahlah jawab
saja pertanyaanku.”
“Haa.. Aku juga
tidak tahu. Tidak ada yang tahu dimana dia. Tapi yang aku tahu...” Sehun
beranjak dari duduknya.
“Kau orang terberengsek
yang pernah kukenal.” Bisik Sehun sebelum dia meninggalkan Kai sendirian di
kelas itu.
.
Kai berjalan
gontai pulang ke rumahnya. ‘sepi’
Dia baru
merasakan bahwa keberadaan Kyungsoo sangat penting baginya. Ia merasakan
kesepian yang sangat mendalam seminggu ini. Tidak ada lagi Kyungsoo yang selalu
menemaninya pulang, tidak ada lagi Kyungsoo yang selalu mengajaknya makan bekal
bersama. Dan tidak ada lagi senyuman Kyungsoo untuknya
“Aku merindukanmu
Kyungsoo.” Kai berhenti lalu mendongak menatap langit. Langit yang sama seperti
beberapa hari yang lalu. Hari dimana Kyungsoo terakhir kali Kyungsoo makan
bersamanya di atap.
“Jongie~” Kai
merasakan angin yang menerbangkan rambut-rambutnya membawa suara Kyungsoo yang
sedang ia rindukan.
Dengan cepat Kai membalikkan
tubuhnya.
Deg..
Dia melihat
Kyungsoo berdiri sekitar 10 meter di belakangnya. Kyungsoo menatapnya sendu
tapi dia tetap berusaha untuk tersenyum.
“K-Kyungsoo.”
“Saranghae Kim
Jongin.” Kai bisa membaca gerakan bibir Kyungsoo. cairan bening turun menganak
sungai di pipi Kyungsoo. lalu sedetik kemudian tubuh Kyungsoo berbalik. Dia
berjalan meninggalkan Kai yang menatapnya kosong.
“Nado Kyungsoo..
Nado..”
.
Di ruang kepala
sekolah itu, Kyungsoo duduk berseberangan dengan kepala sekolah.
“Jadi kau mau
pindah?” Kyungsoo mengangguk
“Kenapa kau tidak
disini saja?” tanya kepala sekolah itu lagi.
“Aku sendirian
disini. aku memutuskan pindah ke Goyang dan hidup bersama nenekku.” Jawab
Kyungsoo dengan senyumannya.
“Haaa.. baiklah.
Sebenarnya kami sangat berat melepaskan siswa berprestasi sepertimu. Tapi jika
itu sudah menjadi keputusanmu, aku tidak bisa melakukan apa-apa.”
“Khamsahamnida
Songsaengnim.” Kyungsoo membungkuk 90 derajat lalu mulai berjalan meninggalkan
ruangan itu.
“Tapi Kyungsoo,
jika kau berubah pikiran, kami siam untuk menerimamu kembali.” Sekali lagi
Kyungsoo tersenyum ke arah kepala sekolah sebelum dia benar-benar hilang di
balik pintu.
.
Kyungsoo
melangkah pelan melewati satu demi satu anak tangga. Dia ingin melihat langit
dari atap sekolah untuk terakhir kalinya.
Cklek..
Kyungsoo membuka
pintu itu. Pintu yang hampir setiap hari dia buka. Dulu.
Namja manis itu
mengadarkan pandangannya ke segala arah. Senyuman manis terukir di bibirnya.
Lalu ia mendongakkan kepalanya menatap langit.
“Mungkin ini
terakhir kalinya aku melihat langit yang menjadi saksi cintaku padanya disini.”
Kyungsoo tersenyum. Tapi dalam hatinya dia merasakan perih. Sangat perih.
“Andai aku bisa
melihat Jongie tersenyum sebelum aku pergi. Andai aku bisa membuatnya tersenyum
untuk yang terakhir kalinya.”
.
Kai memandang
tubuh kurus itu dari kejauhan. Ia diam. Hanya diam saat pemilik tubuh kurus itu
bergumam tentang dirinya.
Perlahan Kai
mendekatinya.
“Kyungsoo.” Kai
bisa melihat tubuh namja di depannya itu menegang. Beberapa saat kemudian
Kyungsoo membalikkan tubuhnya.
“J-Jongie.” Gumam
Kyungsoo lirih. Ia berusaha menahan air matanya saat melihat Kai yang sudah ada
di hadapannya.
“Kau dari mana
saja?” tanya Kai sambil terus menatap Kyungsoo dingin.
“Eh??”
“Kenapa kau
menghilang beberapa hari terakhir?”
“A-Aku tidak
pergi kemana-mana. Aku selalu disini.” ucap Kyungsoo dengan senyuman yang
–menurut kai- dipaksakan.
Diam. Tidak ada
yang berbicara lagi setelah Kyungsoo menyelesaikan ucapannya. Kai manatap mata
Kyungsoo intens.
“Kenapa kau
menatapku seperti itu?” tanya Kyungsoo saat menyadari tatapan Kai yang sangat
tidak biasa.
“Biasanya kau ada
maksud tertentu saat datang kesini.” Ucap Kai tanpa ekspresi.
“A-Ah hahaha kau
tahu saja kebiasaanku. Rupanya selama ini kau diam tapi memperhatikanku ya?”
Kyungsoo tertawa hambar sambil meninju lengan Kai pelan.
Greep..
Kai menahan
tangan kanan Kyungsoo yang meninju lengannya. Lalu menatap Kyungsoo yang masih
tertawa hambar.
“Katakan ada
apa.” Kai bertanya lagi dengan nada yang dingin seperti biasanya.
Kyungsoo diam.
Dia hanya bisa menundukkan kepalanya. tangan Kyungsoo terlepas dari genggaman
tangan Kai saking lemasnya. beberapa saat kemudian Kyungsoo mendongakkan
kepalanya menatap Kai.
Deg..
Jantung Kai
serasa berhenti saat melihat air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata
namja bermata bulat itu.
“Aku hanya mau
memberikan ini.” Kyungsoo menyodorkan sekotak kue coklat pada Kai.
Kai hanya menatap
kue itu tanpa menerimanya.
“Apa maksudmu?”
“Aku hanya ingin
melihat Jongie tersenyum kok.” Kyungsoo berusaha tersenyum di antara tangisnya.
“Aku tidak
mengerti apa maksudmu.”
“Ayo Jongie, aku
hanya meminta kau tersenyum. Aku mohon. Aku benar-benar ingin melihat
senyumanmu sekarang.” Kyungsoo meletakkan dua jarinya di kedua sudut bibir Kai
lalu menariknya keatas. Ia berharap saat ia melepaskan kedua jarinya, Kai akan
tersenyum tulus padanya. Tapi, tidak.
“Kau benar-benar
tidak mau tersenyum ya?” Kai hanya diam memandang Kyungsoo.
“Bahkan jika ini
yang terakhir kalinya?” Diam.
“Begitu ya? Kalau
kau memang tidak ingin tersenyum untukku, aku tidak akan memaksamu lagi. Kau
tahu? Aku sudah lelah berharap Jongie. Aku lelah selalu mengikutimu. Dan yang
pasti aku lelah mencintaimu.” Kai tersentak. Ia menatap Kyungsoo yang juga
masih menatapnya.
“Ah.. ini sudah
hampir malam. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa. Ah.. mungkin
harusnya Selamat tinggal Kim Jongin. Semoga kau bisa menemukan orang yang bisa
membuatmu tersenyum. Karena aku sudah lelah berurusan denganmu.” Kyungsoo
tersenyum sebelum berjalan melewati tubuh Kai yang terdiam.
Greep..
Langkah Kyungsoo
terhenti saat merasakan tangan Kai menahan pergelangan tangannya.
“Bukankah kau
sudah bilang tidak akan pernah lelah untuk mencintaiku? Tidak akan pernah lelah
mengikutiku? tidak akan pernah meninggalkanku. Tapi kenapa sekarang kau ingin
pergi?” tanya Kai tanpa berbalik.
“Karna aku pikir
aku bisa bertahan. Tapi kau tahu? Aku tidak sekuat yang kau pikirkan. Karna aku
pikir suatu hari nanti kau akan membalas perasaanku. Tapi semenjak kejadian beberapa
hari yang lalu. Saat kau menamparku, saat kau terus mengacuhkanku dan saat kau
hanya diam melihatku disiksa mereka. aku mengerti, kau tidak akan pernah
mencintaiku. Hiks.. bahkan kau tidak pernah tersenyum saat berada didekatku.
Itu semua sudah cukup untuk membuatku berhenti.” Kyungsoo berusaha menahan air
matanya, tapi tidak bisa. Walau dia bulang dia sudah lelah tapi dalam hatinya
tidak begitu...
“Jangan pergi.”
Tanpa Kyungsoo sadari, sedari tadi Kai telah menangis dalam diam. Dia mencoba
menahan isakkannya.
“Tidak ada alasan
untukku untuk berada disini.”
“Bisakah kau
jadikan aku sebagai alasan?”
“Tidak.” Kyungsoo
menghempaskan tangan Kai lalu berjalan lagi.
“Tidakkah kau
berfikir bagaimana aku setelah kau pergi?” Kai membalikkan tubuhnya. Memandang
tubuh Kyungsoo yang tetap saja masih berjalan.
“Jangan pergi.”
Kyungsoo tetap masih berjalan.
“KUBILANG JANGAN
PERGI!!”
Grep..
Kai berhasil
meraih tubuh Kyungsoo kedalam pelukannya. Dia memeluk Kyungsoo dari belakang
dengan erat.
“Bisakah kau
lepaskan pelukanmu Jongin-sshi?”
“Tidak. Jangan
pergi. Aku membutuhkanmu.” Kyungsoo merasakan pundaknya basah. Bisa dipastikan
bahwa Kai tengah menangis hebat sekarang.
“Aku tidak pernah
memintamu untuk membutuhkanku.” Kyungsoo berusaha melepaskan dirinya dari Kai.
Tapi semuanya sia-sia belaka karena Kai justru semakin mengeratkan pelukkannya.
“Tapi hatiku
menyuruhku untuk membutuhkan Kyungsoo.” tubuh Kyungsoo menegang.
“Untuk kali ini,
aku tidak akan diam lagi. Aku tidak akan membiarkan orang yang kucintai
berbalik meninggalkanku. Aku tidak mau. Saranghae Kyungsoo. Jeongmal
saranghae.”
“Hiks.. hiks..
hhh.. kau bahkan.. baru menyadarinya saat aku akan pergi. Kau jahat sekali. AKU
BENCI JONGIE!!” Kyungsoo membalikkan tubuhnnya dan langsung memeluk Kai dengan
erat.
“Silahkan kalau
kau mau membenciku. Tapi aku akan tetap mencintaimu.” Kai membalas pelukan
Kyungsoo dengan tak kalah erat.
Mereka menangis
bahagia di antara pelukkan mereka. cukup lama hingga mereka tidak sadar bahwa
matahari telah tenggelam.
“Jadi, Kau akan tetap
disini kan?” ucap Kai setelah melepas pelukan mereka.
“Aku tidak tahu.
Aku sendirian disini. orang tuaku sudah menginggal 1 minggu yang lalu. Aku
tidak tahu mau tinggal dimana.” Kyungsoo menundukkan kepalanya.
“Rumahmu yang
dulu memang kenapa?”
“Aku tidak
mungkin tinggal disana terus. Bisa-bisa aku menangis setiap hari karena
mengingat orang tuaku.” mereka berdua terdiam dan tenggelam pada pikiran
masing-masing. ningga akhirnya Kai buka suara.
“Bagaimana kalau
kau tinggal dirumahku saja?”
“Eh.. tidak. Aku
tidak mau merepotkanmu.”
“Tidak apa-apa
asalkan kau tidak jauh dariku. Lagi pula Lay gege juga tinggal disana. Aku
kesepian di rumah. Setiap hari Suho hyung selalu bersama dengan Lay gege. Aku
tidak punya teman.” Kai mempoutkan bibirnya.
“Mm.. Bwhahaha..hahaha..
kau lucu sekali Jongie~” Kyungsoo memegang perutnya yang sakit karena terlalu
keras tertawa.
“Apanya yang
lucu?” tanya Kai lagi.
“T-tidak. Hanya
saja kau terlihat lucu saat mempoutkan bibirmu tadi. Aku yakin jika kita
pacaran kau yang jadi uke.” Ucap Kyungsoo blak-blakkan.
“MWO?! Tidak
mungkin! Aku ini Seme sejati hyung! Lagi pula kita juga belum jadi
namjachinguku.”
Suasana kembali
hening.
“Jadi...” suara
Kai memecahkan keheningan itu.
“Apa kau mau
menerima namja es ini sebagai namjachingumu, Do Kyungsoo?” Kai menatap mata
Kyungsoo. begitu pula sebaliknya.
“Aku selalau
menantikan hari ini. Dan kau pasti sudah tahu jawabannya. Saranghae Kim
Jongin.” Kyungsoo memeluk Kai lagi.
“Kau tahu hyung?
Aku senang akhirnya kau tidak jadi pergi dari hidupku. Karena hal yang paling
aku benci adalah. Kehilanganmu.”
.
Epilog...
“Aku pulang!”
“Ah Kai kau sudah
pulang? Yang dibelakangmu itu... Kyungsoo kan?” tanya Lay yang baru saja keluar
dari dapur.
“Annyeong Lay
gege.” Kyungsoo membungkukkan badannya di depan Lay.
“Ya ampun
ternyata saat dilihat dari dekat, Kyungsoo sangat cantik ne~” Lay mencubit pipi
Kyungsoo saking gemasnya.
“Jangan sentuh
ge.” Kai memberikan tatapan mengerikan pada Lay. Dan seketika membuat Lay
menghentikan aktifitasnya.
“Eh.. Kai sudah
pulang. Lo ini Kyungsoo kan? Kenapa bawa koper besar?” tanya Suho yang baru
saja muncul sambil menunjuk koper milik Kyungsoo.
“Mulai sekarang
dia akan tinggal disini. dia akan menemaniku. Habis kalian berdua terlalu sibuk
dengan urusan kalian jadi aku serasa kesepian dirumah.”
Lay dan Suho
hanya mangut-mangut.
“Sudahlah. Kau
lelah. Aku mau tidur dulu. Annyeong gege, Hyung. Kajja Kyungsoo kita ke
kamarku.” Kai menarik tangan Kyungsoo masuk kedalam kamarnya.
Blam..
Pintu kamar Kai
sudah tertutup rapat meninggalkan Suho dan Lay yang masih berdiri di tempat
tadi.
Beberapa saat
kemudian mereka tersadar akan sesuatu.
“Ah.. anh..
Kai..”
“Hyung.. tubuhmu
manis..”
“JANGAN BUAT SUARA-SUARA
ANEH ! KALIAN MASIH DIBAWAH UMUR!!”
.
A/N : YE~~
Akhirnya saya bisa bikin FF OneShot lagi walaupun saya yakin ini sangat
mengecewakan. Buat seseorang yang reques FF oneShot di FB dulu, ini aku udah
buat. Mian telat ne~
Maaf juga yang
nunggu FF aku yang belum kelar sampe sekarang. Hehe... doain aja biar cepet
selesai ne~
Udah jangan
banyak bacot!!
Review Please~~ ^^
1 komentar:
Casino in Mahnomen, MN - Mapyro
Casino Hotel in 고양 출장마사지 Mahnomen, MN. 문경 출장샵 92521 reviews. 포천 출장샵 Get Directions. 상주 출장샵 1.5 mi. from Mardi Gras Casino. 아산 출장마사지 1.1 mi. from Hainesville.
Posting Komentar