This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

Can You Hear Me? (Chapter 2)


Can You Hear Me
“Hoy bangun!” Kyungsoo terbangun saat merasakan selimutnya ditarik paksa.
“Ada apa Manager Hyung? Ini masih terlampau pagi untuk bangun.” Kyungsoo kembali menarik selimutnya hingga sebatas dada lalu kembali tidur.
“Kau tidak mau liburan?” Mata Kyungsoo membuka sempurna saat mendengar kata ‘liburan’
“Liburan Hyung?” Kyungsoo dan manager terlonjak kaget karena suara mengglegar dari Kai.
“Iya. Katanya kau tidak mau ikut. Jadi aku ajak Kyungsoo saja.” Manager memasukkan beberapa lembar baju Kyungsoo kedalam koper kecil.
“Ya! Hyung kan gak bilang kalau mau liburan.” Manager tidak mempedulikan perkataan Kai. Ia masih sibuk membereskan barang-barang Kyungsoo. Sementara Kyungsoo hanya melongo melihat managernya.
“Kyungsoo celana dalammu kemana? Biar kukemas sekalian.” Manager mencari-cari celana dalam Kyungsoo didalam lemari.
“Ya! ya! apa apaan ini? Sudah Manager Hyung keluar saja! biar aku dan Kyungsoo hyung yang membereskan perlengkapannya.” Manager memandang Kai dengan pandangan aneh.
“Kau mau ikut?”
“Tentu saja. tidak lucu kalau seorang Kim Jongin ditinggal sendirian di dorm.” Kai mendorong Manager hyung keluar dari kamarnya-dan Kyungsoo-
“Jadi, dimana celana dalammu Hyung?”
Pletak..
Sebuah sandal rumah mendarat tepat di kepala Kai.
“Itu barang privasi kenapa kau tanya-tanya begitu? Dasar Bodoh.” Kai mengusap kepalanya yang sedikit sakit karena lemparan sandal dari Kyungsoo.
“Tapi tadi Manager hyung juga bertanya seperti itu kau biasa saja. kenapa saat aku yang tanya, kau melemparku dengan sandal? Kau pilih kasih, hyung.” Kai mempoutkan bibirnya pertanda kesal. Tapi Kyungsoo tidak mempedulikannya. Ia tetap sibuk memasukkan bajunya kedalam koper.
“Cepat beres-beres kalau tidak mau ditinggal. Aku mau mandi dulu.” Kyungsoo meninggalkan Kai yang masih bengong didalam kamar.
“Sial.”
.
“Kita mau kemana hyung?” tanya Sehun pada manager yang menyetir mobil  van.
“Nanti kau juga tau.” Jawab Manager enteng.
Beberapa saat kemudian van mereka melewati jalanan yang sepi. Jika dilihat di kanan dan kiri maka hanya tampak ratusan pohon pinus yang menjulang tinggi.
“Hyung kau yakin kita tidak tersesat?” tanya Kai dengan nada horror.
“Tidak.” Jawab Manager sambil tersenyum.
“Tapi kita semakin masuk kedalam hutan hyung.” Ucap Baekhyun sambil mengeratkan genggaman tangannya dengan tangan Chanyeol.
“Tidak apa-apa chagi jangan takut. Ada aku disini.” Chanyeol berusaha menenangkan namjachingunya.
Beberapa saat kemudian mobil van itu berhenti di sebuah tebing. Hal ini membuat member EXO-K sedikit merinding.
“Hyung kau mengajak kami ke sini untuk bunuh diri?” Suho sedikit berjalan mundur.
“Tentu saja tidak! Dasar Bodoh! Sehun, cepat ambil tikar yang ada di bagasi van!” Perintah Manager sambil terud menatap langit.
“Kenapa aku?” Sehun menunjuk dirinya sendiri.
“Karna kau maknae.” Koor seluruh member EXO-K + manager. Sehun mempoutkan bibirnya. Meratapi nasibnya sebagai maknae yang sering ditindas T.T
“Ayo hyung bantu aku.” Sehun menarik tangan Kyungsoo yang kebetulan ada disampingnya.
“Baiklah.” Kyungsoo mengikuti Sehun sambil tersenyum. Lagi-lagi Kai hanya bisa tersenyum kecut. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Ia selalu mengelak saat merasakan perasaan aneh pada hyungnya itu. Ia mengelak bahwa dirinya tidak normal. Tapi di sisi lain, ia selalu merasa dadanya sesak saat melihat Kyungsoo berdekatan dengan orang lain secara tidak wajar. Maksudnya behubungan terlalu baik begitu.
“ARGH!! Gila!!” Kai mengerang frustasi.
“Kau memang gila Kai.” Ceplos Chanyeol yang langsung mendapatkan daethgalre dari Kai.
.
“Tikar yang ini kan hyung?” tanya Sehun pada Kyungsoo yang ada disampingnya. Kyungsoo hanya mengangguk ragu.
“Hei ini apa?” tanya Kyungsoo Sehun saat melihat keranjang piknik berwarna coklat di samping tikar yang tadi telah Sehun ambil.
“Mungkin itu bekal hyung. Ambil saja.” ucap Sehun lalu berjalan mendekati member lain yang tengah menunggu. Kyungsoo hanya menuruti perkataan Sehun.
“Ini tikarnya hyung.” Sehun meletakkan tikar itu ditanah.
“Hyung ini apa?” tanya Kyungsoo pada manager.
“Owh itu bekal kita. Ayo kita makan bersama-sama. Sehun bentangkan tikarnya!” perintah Manager.
“Hyung kenapa selalu aku sih?” Protes Sehun.
“Karna kau maknae.” Koor semua yang ada di sana. Ya ampun kasihan sekali maknae kita ini.
Setelah Sehun selesai membentangkan tikarnya, member EXO-M+manager duduk melingkar sambil menikmati makanan yang manager bawa.
“Mashita. Siapa yang buat hyung?” tanya Baekhyun sambil terus mengunyah.
“Tentu saja aku.” Member EXO-K menatap manager tidak percaya. “Hey aku benar-benar membuatnya sendiri. Cepat makan!” ucap Manager setelah mendapatkan tatapan aneh dari anak-anak didiknya.
“Hyung buka mulutmu. AAA.” Kai menyodorkan apel yang sudah dikupas pada Kyungsoo yang ada disampingnya. Kyungsoo membuka mulutnya, bersiap mendapatkan apel yang manis dari Kai. Tapi sebelum itu terjadi, seseorang telah menarik tubuh Kyungsoo kebelakang dan mempertemukan bibir mereka.
Member EXO-K yang lain + Manager manatap hal itu dengan tatapan tak percaya.
Kyungsoo membulatkan matanya saat merasakan sesuatu memasuki rongga mulutnya. Sesuatu yang basah, kenyal dan lembut.
Beberapa saat kemudian orang yang telah mencium Kyungsoo itu menghentikan ciuman panjangnya.
“Bagaimana Hyung? Apelnya enak bukan? Kau tidak perlu mengunyahnya lagi. Apel itu juga tidak akan terasa terlalu manis. Kalau rasa manis apel bertemu dengan bibirmu yang juga manis, nanti kau bisa diabetes.”orang itu tersenyum manis. Bahkan itu adalah senyuman paling manis yang pernah ia tunjukan pada teman-temannya sesama member EXO.
“Ya Sehun! Apa yang kau lakukan pada Kyungsoo hyung ku? Lihat wajahnya jadi merah kan.” Kai mendekati Kyungsoo yang masih memerah karena perlakukan tak wajar dongsaengnya yang ternyata Sehun.
“Memang kenapa? Masalah denganmu? Lagipula sepertinya tadi Kyungsoo hyung juga menikmati. Iya kan Kyungsoo hyung?” tanya Sehun pada Kyungsoo. Kyungsoo mengangguk ragu. Bahkan ia tidak sadar bahwa ia telah mengangguk. Hal itu membuat dada Kai terasa sesak. Sangat sesak seakan ia tidak bisa menghirup oksigen untuk yang kesekian kalinya.
“Sudah-sudah. Cepat habiskan bekal ini lalu kita mulai lagi perjalannya.” Ucap Manager sambil memakan makanannya.
“Perjalanan ini belum selesai hyung?” Suho bertanya dengan wajah bingung. Manager mangangguk pasti sambil memperhatikan matahari yang hampir tenggelam dari atas tebing itu.
.
Suho, Sehun, Chanyeol, Baekhyun, telah tertidur di tempat tidur masing-masing. Manager yang menyetir, Kyungsoo yang tengah duduk termenung, dan Kai yang asik tertidur dibahu Kyungsoo. Merka berdua-Kaisoo- duduk bersama di bangku paling belakang.
Kyungsoo mengalihkan pandangannya pada Kai yang tertidur dengan damai. Salah satu hal yang membuat Kyungsoo menyukai Kai. Tangan Kyungsoo bergerak perlahan. Menyingkirkan beberapa helai rambut Kai yang menutupi mata namja berkulit tan itu.
Kyungsoo menundukkan kepalanya.
“Saranghae Kai.” Bisik Kyungsoo dengan sangat lirih.
“Aku tahu hyung.” Ucapan itu membuat Kyungsoo terkejut. Ia melihat mata Kai yang telah terbuka. Sekarang mata kelam Kai tengah menatap matanya lembut. Kai menahah dagu Kyungsoo yang tadinya hendak menunduk.
“k-kai kau sudah bangun?” Tanya Kyungsoo tergagap.
“Kenapa? Dari tadi aku tidak tidur.” Jawab Kai santai sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo. Sontak hal itu membuat Kyungsoo sedikit menggeser duduknya.
“Kenapa menghindar Hyung?” tanya Kai dengan nada menggoda.
“Ti-tidak.” Kyungsoo berusaha menyembunyikan rona merah diwajahnya.
“Hyung kenapa kau tadi tidak berontak?” Tanya Kai yangsudah berhenti mendekati Kyungsoo.
“Ha? Berontak apa?” Kyungsoo menatap Kai penuh tanya.
“Kenapa tadi kau tidak berontak saat Sehun menciummu?” Kyungsoo dapan melihat guratan kesal di wajah Kai.
“Tadi aku tidak sadar. Dia melakukannya dengan tiba-tiba. Jadi aku kaget lalu-” Kyungsoo berusaha menjelaskan apa yang tadi terjadi.
“Apapun itu hyung. Kau tahu kan, kalau aku tidak suka melihatmu berdekatan dengan orang lain?” Kyungsoo meneguk salivanya berat.
“Kau tidak menjawab hyung? Baiklah aku tambah sedikit hukumanmu.” Kai mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo. Jeuh lebih dekat dari pada beberapa saat yang lalu.
Kyungsoo memejamkan matanya sambil menunduk. Dia sudah diapit oleh Kai dan jendela mobil saat ini. Dan ia bisa merasakan deru nafas Kai yang menyapa kulit dahinya.
Kai terkekeh pelan saat melihat tingkah Kyungsoo yang menurutnya lucu. Ia meraih dagu Kyungsoo hingga wajah namja bermata bulat itu terlihat olehnya.
“Kau kenapa hyung?” Kai tersenyum evil-menurut Kyungsoo-
“Kau mau apa?” Bukannya menjawab, Kyungsoo malah balik bertanya.
“Seperti biasa. Memberikan hukuman bagi hyungku tercinta.” Sepersekian detik kemudian, bibir Kai sudah menyapa permukaan bibir lembut Kyungsoo. Hanya menempel tidak lebih. Tetapi beberapa saat kemudian Kai memulai lumatan-lumatan halusnya. Menikmati manisnya bibir Kyungsoo yang kissable. Lumatan-lumatan halus itu kini telah berubah menjadi lumatan-lumatan ganas. Kyungsoo mulai berani mengalungkan tangannya keleher Kai yang asik melumat bibirnya.  Kai menyeringai dalam ciumannya itu. Ia dapat merasakan bibir Kyungsoo mulai merespon permainannya.
Kanan, Kiri, atas, bawah. Semua dilumat habis oleh Kai. Seakan ia meminta lebih dan lebih. Ciuman basah itu berhenti saat Kai merasakan Kyungsoo memukul dadanya pelan.
“Hosh..hosh..hosh..” deru nafas keduanya menyatu saat ini. Berusaha meraup oksigen lebih banyak dari biasanya.
“Benar kata Sehun. Bibirmu sangat manis hyung.” Seketika wajah Kyungsoo berubah merah padam. Ia sangat suka saat Kai mulai menggodanya.
“Argh~” Kyungsoo sedikit berteriak saat Kai menggigit perpotongan lehernya dan menciptakan bekas keunguan disana.
“Ini sebagai tanda kau milikku hyung.” Kai tersenyum menggoda ke arah Kyungsoo yang semakin memerah.
Sementara itu Sehun yang ada tepat di depan kursi  Kaisoo hanya bisa menghela nafas pelan. Hatinya sakit tapi mau bagaimana lagi. Ia tak punya hak untuk memisahkan Kai dengan Kyungsoo. Ia cukup tau diri untuk melakukan hal itu. Ia bukan siapa-siapa bagi Kyungsoo. Ia bukan orang seperti Kai yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Tidak memikirkan perasaan orang lain yang telah ia berikan harapan palsu.
.
“Hoy ayo bangun. Kita sudah sampai.” Manager menepuk-nepuk pipi Suho yang basah karena iler *iuh.
“Eh hyung, kita dimana?” Tanya Suho yang masih setengah sadar.
“makanya bangun dulu. Bangunkan yang lain sekalian.” Manager itu pergi meninggalkan Suho yang masih mengucek matanya.
“Hey semuanya ayo bangun kita sudah sampai.” Suho menggoyangkan tubuh Sehun yang ada disebelahnya.
“Nanti hyung~ masing ngatuk.” Sehun malah semakin menyamankan dirinya dikursi mobil yang sempit.
“HEY CEPAT BANGUN!!!” teriakan itu sukses membuat mata member EXO-K terbuka lebar.
“Ya! Hyung, bisakah kau tidak berteriak? Telingaku sakit.”Kata baekhyun sambil mengelus-elus telinganya.
“Salah kalian sendiri yang tidak mau bangun.”
“Tapi gak segitunya juga kale~” Koor member EXO-K
“Sudah-sudah. Ayo kita susul manager hyung.” Suho keluar dari van terlebih dahulu yang diikuti oleh member EXO-K lainnya.
“Hyung ini dimana?” tanya Chanyeol pada Suho yang ada disampingnya.
“Entahlah aku juga tidak tahu.” Suho memperhatikan rumah-rumah sederhana yang ada di samping kanan kiri jalan setapak yang sedang mereka lewati.
“Kalian ini lelet banget sih.” Manager EXO-K itu kini telah berdiri di depan salah satu rumah yang lebih besar dari rumah lainnya.
“Mian hyung.” Koor Memeber EXO-K
“Ya sudah karena aku sedang berbaik hati hari ini, aku memaafkan kalian. Oh ya, ini ibuku. Beri salam!” seorang yeoja berambut putih tersenyum melihat anak-anak asuh anaknya(?)
“Annyeong haelmonie.”
“1,2,3. WE ARE ONE. WE ARE EXO!”
Plak.. Plak.. Plak.. Plak.. Plak.. Plak..
Member EXO-K meringis kesakitan karena baru saja mendapatkan hadiah spesial dari manager mereka.
“Kenapa kami dipukul hyung?” tanya Kai sambil mengusap kepala bagian belakangnya.
“Kalian ini sedang didepan ibuku, bukan didepan fans kalian. Kenapa memperkenalkan diri dengan cara begitu?” member EXO-K hanya nyengir GJ.
“Sudahlah Hwannie, ajak mereka masuk. Biar kubuatkan sarapan untuk mereka.” (p.s: nma maneger EXO-K itu Lee Sung Hwan)
“Kalian dengar kata ibuku? Ayo masuk!” Manager memberikan isyarat pada EXO-K untuk masuk kedalam rumahnya yang bertingkat 2.
“Hyung kenapa ramai sekali?” tanya Kyungsoo saat mendengar suara ramai dari dalam.
“Ah aku belum bilang ya kalau member EXO-M ada disini?”
“MWO?!”
“Jangan berteriak bodoh!” seketika mulut memeber EXO-K tertutup rapat.
“Bacon hyung~” Baekhyun menoleh kearah seseorang yang baru saja meneriakkan namanya.
“Baby Panda~” Baekhyun dan Tao berlari saling mendekat.(Kaya film india gitu deh~)
Grep..
Pergerakan Tao dan Baekhyun terhenti seketika saat merasakan ada seseorang yang memeluk bahu mereka masing-masing dari belakang.
“Chanyeol jauhkan Baekhyunmu itu dari pandaku.”
“Siap Yifan Ge~”
Kris dan Chanyeol menggendong couple masing-masing.
“Bacon hyung~ mumumu :* ”
“Baby panda~ mumumu muach :* ”
Member EXO yang menonton hal tersebut hanya bisa menahan hasrat untuk mengeluarkan isi perut mereka alias muntah *Hoek*(lo kok malah authornya yang muntah?)
“Ah kau sudah sampai Hwannie.” manager EXO-K menoleh kearah tangga dan disana sudah ada seorang namja yang kita tahu adalah manager EXO-M.
“Berhenti memanggilku Hwannie, Im Hyun Kyun!”
“Hehe mian~”
“Hey kalian, ayo kita duduk bersama disini.” Lee Halmonie(ibunya manager EXO-K) datang dengan membawa banyak makanan ditangannya.
“Kajja.” Kata Manager EXO-K dan EXO-M bebarengan.
Kini Member EXO dan Keluarga Manager EXO-K duduk melingkar disebuah meja bundar yang cukup besar. Mereka menikmati sarapan buatan Lee Halmonie.
“manager hyung, kita kesini mau apa?” bisik Kai pada manager yang duduk tepat disampingnya.
“Tentu saja liburan.” Balas Manager sambil terus mengunyah makanannya.
“Hyung buka mulutmu. AAA.” Sehun menyuapkan sebuah telur dadar pada Kyungsoo. Kyungsoo menerima telur dadar itu dengan senang hati.
“Mashita~”
“Kau mau lagi hyung?” Kyungsoo mengangguk pasti sebagai jawaban. Sehun mengambil telur dadar dengan sumpitnya dan mengarahkannya ke Kyungsoo.
“AAA.” Kyungsoo mengunyah telur dadar itu dengan senyum yang mengambang di wajahnya. Sehun juga ikut tersenyum melihat Kyungsoo yang tersenyum.
Mereka berdua-sedo- terus melanjutkan kegiatan mereka tanpa mempedulikan seorang namja cantik yang memandang mereka dengan tatapan iri. Bukankah harusnya dia yang ada di posisi Kyungsoo sekarang? Bukankah harusnya dia yang mendapatkan suapan dari Sehun?
Grek..
Terdengar suara deritan kursi yang bergesekan dengan lantai. Menandakan bahwa seseorang telah beranjak dari kursi itu.
“Aku sudah selesai. Terima kasih makanannya halmonie. Aku kekamar dulu.” Ucap seseorang yang ternyata Luhan. Semua orang menatap Luhan aneh. Tidak biasanya Luhan menggunakan tampang datar seperti itu.
Sehun memperhatikan Luhan yang sudah menaiki tangga ke arah kamarnya-kamar yang dipinjamkan halmonie-
Sedikit ada rasa penyesalan di hatinya. Ia memang tidak mencintai Luhan, tapi Luhan itu tetap namjachingunya. Dan tidak seperti biasanya, Luhan cuek padanya.
“Sepertinya dia salah sangka. Sehun cepat kejar dia.” Bisik Kyungsoo pada Sehun yang masih terdiam. Sehun masih tidak bergeming. Dia tetap diam seperti patung di kursinya.
“Aku selesai. Terima kasih makanannya halmonie. Masakanmu sangat enak. Aku ke kamar duluan ne~” Tao beranjak dari duduknya lalu berjalan ke kamarnya-kamar yang dipinjamkan halmonie- yang ada di lantai atas.
Luhan pov.
Aku disini. menatap desa yang saat ini aku singgahi dari balik jendela.
“hah” entah sudah berapa kali aku mendesah pagi ini. Aku tidak perduli kata pepatah yang mengatakan ‘kalau kita mendesah 1 kali maka kebahagianmu akan berkurang 1’. Kenapa aku harus perduli? Bahkan tanpa mendesahpun, kebahagianku sudah hilang.
Cklek..
Kudengar suara pintu yang terbuka. Dan aku yakin itu suara pintu kamarku yang dibuka oleh seseorang.
“Gege.” Suara lembut((?) itu menyapa pendengaranku.
“Kenapa gege melamun disini?” seseorang pemilik suara lembut(?) itu kini sudah duduk di ranjangku.
“Aku hanya sedang memikirkan sesuatu,Tao.” Jawabku pada Tao.
“Memikirkan apa? Memikirkan Sehun tadi?” tanyannya polos. Aku mengangguk lemah. Aku seperti tak punya kekuatan untuk menjawab lebih.
“Tidak usah dipikirkan ge. Sehun hanya perhatian pada Kyungsoo hyung sebagai hyungnya tidak lebih.” Tao mendekatiku dan sekarang berdiri disampingku.
“Kau tidak merasakannya Tao. Ini menyakitkan. Pernahkah kau merasakan tidak dianggap? Pernahkah kau merasa kau hanya sebagai pelampiasan? Pernahkan kau merasa...”
“Tentu saja pernah.” Belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, Tao sudah menjawab pertanyaanku
“Bukankah hyung juga melihatnya setiap hari? Setiap hari Kris gege selalu nempel sama Lay gege. Saat itu aku merasa tidak dianggap sebagai namjachingunya. Luhan gege sendirikan juga tahu, kalau Lay gege itu mantannya Kris gege. Terkadang aku berfikir, apakah aku hanya pelampiasan bagi Kris gege? Mengingat saat Kris gege menembakku, itu hanya berjarak beberapa jam setelah dia putus dengan Lay gege. Tapi itu semua aku singkirkan dari pikiranku. Aku tidak mau hubungan kami berdua rusak hanya karena pikiran burukku tentang Kris gege. Dan bukankah syarat hubungan yang baik itu, saling percaya dan saling mengerti?” aku memandang wajah pandanya yang masih menghadap keluar. Tidak ada raut sedih di wajahnya saat ia menceritakan Kris tadi. Bahkan, aku melihat dia tersenyum tipis. Kenapa anak kecil cengeng seperti Tao bisa menyembunyikan perasaan sakit hatinya itu dengan senyumannya? Bagaimana bisa aku yang lebih tua darinya malah bersikap kekanakan? Sekarang aku sungguh malu pada diriku sendiri.
“Tao.”
“Hemm..” Tao menoleh ke arahku.
Grep..
“Xie xie Panda.” Aku memelukanya erat. Menenggelamkan wajahku ke bahunya.
“Sama-sama hyung.” Kurasakan tangan Tao mengelus rambutku. Aku sungguh beruntung memiliki dongsaeng sepertinya.
Luhan pov end.
Author pov.
Tok.. tok.. tok..
Terdengar pintu kamar Luhan diketuk oleh seseorang dari luar.
“Masuk.” Ucap Luhan singkat.
“Permisi Luhan hyung. Aku Cuma mau meletakkan barang-barangku.” Ucap seseorang yang telah membuat hati Luhan galau beberapa hari ini alias Oh Sehun.
“Permisi hyung. Kami juga mau meletakkan barang.” Sesaaat kemudian, 2 namja Happy Virus yang masuk ke dalam kamar Luhan.
“Eh kenapa Baekyeol hyung juga tidur disini?” tanya Tao.
“Kami disuruh tidur disini sama halmonie.” Jawab Baekhyun.
“Tapi apa kalian tidak lihat tempat itu?” Tao menunjuk dua buah tempat tidur single size di dalam kamar itu.
“Eh.. kenapa tempat tidurnya kecil sekali?” Chanyeol mendekati tempat tidur itu.
“Apa ini cukup untuk berdua?” Baekhyun memandang tempat tidur itu dengan tatapan tidak yakin.
“Sudahlah kita bicarakan masalah tidur nanti malam. Sekarang kita keluar dulu. Tadi manager berkata, setelah meletakkan barang kita harus segera kehalaman rumah.” Ucah Sehun lalu langsung meninggalkan tempat itu. Luhan menatap nanar punggung Sehun. Beberapa saat ia terdiam hingga sebuah kalimat yang muncul dari bibir Tao membuyarkan lamunannya.
“Gege, ayo.” Tao menarik tangan Luhan keluar kamar. Mengikuti Baekyeol yang entah sejak kapan sudah keluar duluan.
.
“Manager kita mau apa?” tanya Chen sambil memandangi dirinya sendiri.
“Kenapa kita memakai baju jaket tebal seperti ini?” sambung Lay yang juga memandangi baju yang sekarang melekat di tubuhnya.
“Kegiatan kita pagi ini adalah lari pagi.” Ucap manager EXO-M
“Owh..”
“Lari pagi keliling gunung itu.” Sambung manager EXO-K sambil menunjuk sebuah gunung yang ada di desa itu.
“Owh...”
Hening..
Tetap hening..
“MWO?!”
.
“Ayo lebih semangat. 1,2,3....” Manager EXO-K berlari memimpin member EXO yang lain dibelakangnya.
Sekarang keadaan member seluruh EXO sangat mengenaskan. Keringat bercucuran dimana-mana, wajah memerah terkena sinar matahari, dan juga nafas yang tersenggal-senggal. Eh, sepertinya tidak seluruh member. Tao dan Kris terlihat biasa saja walaupun tubuh mereka sudah basah karena keringat. Tentu saja karena tubuh mereka yang sudah terbiasa dengan latihan fisik seperti ini.
“YA! Kenapa kalian berlari seperti siput sih? Lebih cepat lagi!” Teriak meneger EXO-M yang ada di paling belakang barisan.
“Manager hyung, kami lelah~”  Rengek Kyungsoo sambil terus berlari pelan.
“Beri waktu kami istirahat, hyung.” Lanjut Kai yang berlari di depan Kyungsoo.
“Hey hitung-hitung latihan nafas.” Ucap meneger EXO-M lagi.
“Hyung aku tidak kuat lagi.” Luhan berhenti ditempatnya. Nafasnya terdengar tidak beraturan.
“Hah baiklah. Kita istirahat sebentar disini.” ucap maneger EXO-K yang membuat semua member EXO mendesah lega.
“Minum persediaan minum kalian. Lalu kita lanjutkan larinya.”
“Hyung ini jam berapa?” tanya Xiumin saat merasakan sinar matahari sudah diatas kepala.
“Jam 11. Memangnya kenapa?”
“He? Kita sudah berlari selama 4 jam dan kita mau melanjutkan ini?” tanya Chen tak percaya.
“Tentu saja. kalau tidak kita tidak bisa pulang.”
“Ayo semua berdiri. Kita lanjutkan lari kita!” member-member EXO berdiri dengan tidak semangat.
“Hyung gwenchana?” Luhan sedikit tersentak saat Sehun sudah berada di belakangnya.
“Nan gwenchana Sehunnie.” Jawabnya lirih.
“Wajahmu merah. Kau sakit?” tanya Sehun lagi. Ia menempelkan telapak tangan kanannya pada dahi Luhan
“T-tidak kok. Sudahlah ayo lari. Kita tertinggal dari yang lainnya.” Luhan berlari kecil mengejar member lainnya sudah jauh didepan.
Sehun masih diam ditempatnya. Ia memandang punggung Luhan yang semakin jauh. Lalu pandangannya mengarah pada tangan kanannya yang tadi bersentuhan dengan dahi Luhan.
“Kau sakit hyung.”
.
Skip Time~
“Ah.. akhirnya sampai juga.” Kai duduk di teras rumah sambil mengatus nafasnya.
“huh.. lelah sekali. Hyung kau keterlaluan!” Teriak Chanyeol pada ke dua managernya.
“Hehe mian.”
“Kalian sudah sampai ya? Ini minum dulu.” Lee Halmonie membawa nampan berisi dengan cangkir yang penuh teh.
“Gomawo Lee Halmonie.” Ucap member EXO yang langsung menyambar cangkir-cangkir itu.
Luhan memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut sakit.
Pyar...
Cangkir di tangannya lepas begitu saja saat merasakan kepalanya berdenyut semakin sakit. Seluruh orang yang ada di sana memandang Luhan bingung.
“Hyung gwenchana?” tanya Sehun sambil berjalan mendekati Luhan.
“Nan-” tubuh Luhan terlihat kehilangan keseimbangan.
Bruk..
Tubuh itu sukses mendarat di dekapan hangat tubuh Sehun yang mengangkapnya.
“Hyung irona. Hyung..” Sehun menepuk-nepuk pipi Luhan.
“Bawa dia ke kamar. Biar aku carikan obat dulu.” Ucah Lee halmonie dan langsung melesat masuk kedalam rumah. Sehun menggendong Luhan ala Bridal style lalu membawa tubuh pucat itu masuk ke dalam kamar mereka.
.
“Kompres dia.” Ucap Lee Halmonie sambil membawa baskom kecil berisi air dingin.
“Gomawo halmonie.” Balas Sehun sambil memeras handuk kecil untuk mengompres Luhan.
“Ah ini pasti gara-gara dua curut itu. Biar ku beri pelajaran mereka.” lee halmonie pun keluar dari kamar itu. menuju ke anak dan keponakannya untuk memberi mereka ‘sedikit’ pelajaran.
“Sehun bagaimana keadaan Luhan? Apa panasnya sudah turun?” Sehun menoleh kearah pintu. Disana Kyungsoo sudah berdiri dengan wajah cemas.
“Suhu tubuhnya belum turun, hyung.” Kyungsoo duduk dikursi sebelah Sehun. Ia memandang wajah Sehun yang sangat jelas menampakkan kekhawatiran.
“Aku yakin beberapa saat lagi Luhan hyung akan sembuh jika ada orang yang dia sayangi disampingnya.” Sehun menoleh ke arah Kyungsoo.
“Aku mengecewakannya. Aku juga mengecewakanmu, hyung. Aku tidak bisa melupakanmu dan aku tidak bisa mencintai Luhan hyung.” Sehun menggenggam erat tangan Luhan yang memucat.
Kyungsoo mengusap kepala Sehun dengan lembut. Menyalurkan kasih sayangnya pada dongasaeng kesayangannya itu.
“Kau tidak mengecewakanku sehunna. Tidak pernah.” Sehun menatap Kyungsoo dengan mata yang berkaca-kaca.
“Apa yang harus aku lakukan hyung?” Setitik air mata turun dari mata Sehun.
“Belajar lebih keras untuk mencintai Luhan hyung. Karena aku tahu, kau mulai mencintainya.” Ucap Kyungsoo sambil membawa Sehun ke pelukannya.
‘Sehunna. Kenapa kau menyakitiku hingga seperti ini?’ Luhan meneteskan air mata yang sedari tadi ia tahan. Walaupun tubuhnya demam tapi ia masih cukup sadar untuk mendengar percakapan Kyungsoo dan Sehun tadi. Hatinya miris saat mengetahui kenyataan bahwa selama ini Sehun tidak pernah mencintainya. padahal hampir 2 tahun berpacaran. Dan selama itu pula Sehun tidak pernah membalas cintanya? Haha lucu sekali.
“Sudah jangan nangis lagi. Kau terlihat bodoh saat menangis.” Kyungsoo menghapus air mata di pipi Sehun.
“Gomawo hyung.”
“untuk apa?”
“Untuk semua yang terlah kau lakukan untukku.” Kyungsoo tersenyum saat mendengar alasan Sehun.
“Sudah, hyung mau tidur dulu. Sampai berjumpa besok pagi, sehunnie.” Kyungsoo beranjak dari duduknya. Meninggalkan Sehun yang masih terdiam.
“tidurlah hyung. Kembalilah menjadi Luhan hyung yang ceria besok pagi. Aku akan tidur diluar.” Sehun mengecup pucuk kepala Luhan cukup lama sebelum akhirnya ia mencium bibir Luhan yang tampak kering. Ia sedikit melumat bibir tipis Luhan. Berharap dapat memberikan sedikit kehangatan bagi hyungnya itu.
“Selamat malam hyung.” Ucap Sehun sambil merapikan selimut Luhan lalu beranjak pergi dari ruangan itu.
“Sehunna. Can you hear me? I love you.”
.
.
.
TBC
.

0 komentar:

Posting Komentar